Kabar hubungan daniel dan yaemi sudah diketahui oleh seluruh siswa SOPA. Entahlah bagaimana mereka bisa mengetahuinya. Dan yang pastinya hal itu membuat yaemi tak bersemangat ke sekolah.
"Yaemi-ah, bagaimana bisa kau berpacaran dengan daniel?"
"Aku tidak menyangka akan mendengar hal seburuk ini?"
"It's killing me slowly."
"Ck. Kenapa daniel oppa bisa berpacaran dengan gadis dingin sepertinya?"
begitulah rentetan pertanyaan saat yaemi baru saja turun dari motor daniel. Itulah resiko berpacaran dengan orang famous. Dalam hati yaemi terus membatin.
"Baru sehari resmi pacaran saja sudah seperti ini? Aish..."
"Abaikan saja mereka." Ujar daniel lalu menggandeng tangan yaemi melewati kerumunan siswa yang tengah berteriak histeris melihat 2 sejoli yang membuat patah hati masal.
Sesampai mereka dikelas. Mereka kembali ditatap oleh seluruh teman sekelas mereka.
"Kang daniel, kau harus mentraktir kita semua." Ujar kenta selaku ketua kelas yang meminta pajak jadian.
"Ne, majayo. Pokoknya, hari ini kita semua bebas memakan makanan apapun yang kita mau." Sambung lucas.
"Aku tidak ingin ditraktir. Tapi, aku ingin dibeli album terbaru EXO." Ujar minha menimpali.
"Eumm kalau aku... mau dibelikan album Ikon saja." Timpal jia.
"Ck. Baiklah aku akan mentraktir kalian semua. Dan untuk kalian berdua, aku juga akan membelikan albumnya." Ucap daniel malas dan tak lupa dengan nada datarnya.
Semua teman kelasnya, sontak tersenyum bahagia. Apalagi minha dan jia. Mereka berdua sudah menari tidak jelas dibangku mereka sembari bernyanyi.
Tapi, ada seseorang yang tidak terlihat bahagia sama sekali. Bahkan, dia terlihat marah. Dan memutuskan untuk berlalu keluar kelas.
"WAE?" Murka orang itu sembari memukul meja yang berada didepannya.
"WAE IRAE? WAE?" ujarnya lagi penuh dengan emosi, dan masih memukul keras meja itu. Tak perduli dengan tangannya yang sudah mengeluarkan darah segar.
"Kya park jihoon, mhiceoseo?" Ucap jemmy. Ya orang itu tak lain dan tak bukan adalah jihoon.
Ucapan jemmy sama sekali tidak dihiraukan oleh jihoon. Siapapun pasti tahu bagaimana rasanya, jika orang yang kita cintai berpacaran dengan sahabat kita sendiri. Sakit, hancur, sedih itulah kata yang pantas untuk mendeskripsikan perasaan jihoon saat ini.
"Jihoon-ah, hentikan! Tanganmu sudah berdarah!" Bentak jemmy karna jihoon sama sekali tidak mendengar perkataannya.
"Haha. Bahkan darah ini belum cukup untuk menjelaskan perasaanku saat ini." Balas jihoon disertai tawa sumbang.
"Apa yang akan kau dapatkan jika melukai dirimu seperti ini? Apa kau bisa memiliki yaemi Hah?" Sarkas jemmy.
"Yaemi tidak mencintaimu, seharusnya kau sadar. Masih ada orang yang mencintaimu, dengan tulus." Lanjut jemmy yang terdengar lesu diakhir kalimatnya.
Perkataan jemmy sontak membuat jihoon langsung menatapnya. Jihoon bingung dengan maksud perkataan jemmy, tapi ia enggan untuk sekedar bertanya "apa maksudmu".
"Aku, aku mencintaimu. Apa kau sadar itu? Aniyo. Tentu saja kau tidak sadar, karna selama ini kau hanya membuka hatimu untuk yaemi tidak untukku." Ucap jemmy lalu pergi begitu saja, meninggalkan jihoon yang hanya diam membisu di tempatnya.
"Cih, kau terlalu dibutakan karna cinta konyolmu itu." Pungkas jisung yang sempat mendengar percakapan mereka.
"Kalau kau ingin menyakiti dirimu. Kau bisa loncat dari atas sini. Lalu merasakan sakit yang mungkin hanya akan bertahan 30 detik karna setelah itu kau sudah tinggal nama saja." Lanjut jisung dengan memandang remeh jihoon yang masih diam.
"Diam hyung, aku sedang tidak ingin berkelahi." Balas jihoon lalu pergi begitu saja.
"Pengecut." Sarkas jisung namun tak dihiraukan oleh jihoon.
***
"Jemmy-ah, kau kenapa?" Tanya yaemi khawatir karena jemmy yang hanya diam sembari menenggelamkan wajahnya di atas meja.
"Jemmy-ah, neon gwaenchana?" Tanya yaemi lagi. Namun jemmy tetap tidak menjawab.
Melihat jemmy yang seakan mengacuhkan pertanyaannya, membuat yaemi tak berhenti mengguncang pelan tubuh jemmy.
"Kya, hentikan!" Marah jemmy karna yaemi yang terus mengganggunya.
"Kau kenapa?" Tanya yaemi lagi.
"Molla." Balas jemmy acuh lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Taeyong-ah, bisakah kau bertukar tempat duduk denganku?" Ucap jemmy.
"Wae? Bukannya kau tak suka duduk dibelakang?" Balas taeyong.
"Aniyo, aku hanya sedang malas duduk ditempatku. Jebal, bertukarlah denganku." Mohon jemmy.
"Jemmy-ah, kau kenapa? Apa aku berbuat salah padamu?" tanya yaemi yang heran karna jemmy yang tiba-tiba ingin bertukar tempat duduk.
"Taeyong-ah, jebal." Mohon jemmy tanpa memperdulikan yaemi yang tengah menunggu jawabannya.
Jia, minha dan daniel menatap bungung jemmy yang tak menjawab pertanyaan yaemi. Sedangkan jihoon yang mengetahui alasan jemmy tak menanggapi pertanyaan yaemi, hanya bisa diam sembari menatap penuh arti kearah jemmy.
"Jemmy-ah, apa aku punya salah padamu?" Tanya yaemi lagi namun tetap dihiraukan.
"Kya jemmy-ah, ada apa denganmu? Kenapa kau terus mengabaikan yaemi?" Tanya jia yang tersulut emosi.
"Diamlah, aku sedang tidak ingin ribut." Balas jemmy acuh dan langsung pergi keluar kelas.
"Myoya, apa yang terjadi denganya?" Batin daniel.
Brakk
Bunyi suara pintu yang ditarik begitu kuat oleh jemmy.
"Khamcagya." Pekik seonho
"Jong in ssaem saranghae." Latah taeyong.
"Kya taeyong-ah, secinta itu kah kau pada jong in ssaem?" Tanya mark dan diikuti tawa dari teman-temannya.
Baru semenit hawa dingin didalam kelas, namun kembali ditutupi dengan tawa karna latahan taeyong yang terdengar menggelikan.
Tbc
Mian, baru bisa update sekarang. Maklumin aja ya, soalnya aku lagi sibuk karna lagi persiapan buat UN.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Of Love《Kang Daniel》✔
FanfictionCOMPLETED FANFIC-TEENFIC kisah dari seorang cool boy (kang daniel) & cool girl (kim yaemi) yang memiliki persamaan sifat, yaitu jutek dan terkesan tak acuh dengan keadaan sekitar. Hingga pada suatu saat, mereka terlibat saling memiliki perasaan satu...