Hari nampak mulai gelap dan suasana didalam ruangan yang bernuansa putih dengan bauh obat-obatan yang menyeruak itu begitu sunyi. Padahal ada orang didalamnya, entah apa alasannya kedua orang itu seakan enggan untuk mengeluarkan sepatah katapun.
Mungkin mereka masih canggung untuk saling berbicara. Tapi dilihat dari gelagatnya, keduanya sama-sama tengah berkutat dengan pikiran masing-masing.
Daniel yang sedang memikirkan perubahan sikap jihoon padanya dan juga member WO dan yaemi yang juga tengah memikirkan maksud perkataan dua orang yang tak sengaja didengarnya siang tadi.
Ya sebenarnya, yaemi tengah memikirkan perkataan jisung yang menyalahkannya karna telah menghancurkan persahabatan diantara mereka.
walaupun yaemi sendiri tak tahu pasti kenapa jisung bisa menyalahkannya atas kesalahan yang sama sekali tidak dilakukannya.
"Daniel-ah, kau ingin makan sesuatu?" Tanya yaemi memberanikan diri untuk berbicara duluan dan menghentikan sejenak pimikirannya yang membuat kepalanya berdenyut jika terus memikirkannya.
"aniyo." Balas daniel yang tak sedingin biasanya.
"Emb, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Tanya yaemi takut jika daniel tak mengijinkannya untuk bertanya.
"Ne." Jawab daniel yang diluar dugaan yaemi.
"Kenapa orang tuamu tidak menjengukmu?" Tanya yaemi hati-hati.
"Sibuk." Balas daniel acuh dan yaemi hanya menganggukan kepala mengerti.
Hening.
"Apa, aku juga boleh bertanya padamu?" Tanya daniel dan yaemi hanya memandangnya bingung kemudian menanggukan kepalanya.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya daniel ambigu.
"Maksudnya?" Balas yaemi tak mengerti.
"Aku tau kau sedang memikirkan sesuatu." Ujar daniel yang mampu membuat mulut yaemi seakan bungkam.
"Myo?" Lanjut daniel dan langsung menatap yaemi lekat.
Ya daniel bukanlah tipe laki-laki yang tidak peka. Sedingin-dinginnya dia pada wanita eh ralat maksudnya pada orang lain, tetap saja ia bisa tau keadaan mereka hanya lewat raut wajah ataupun gelagatnya.
"Eopseoyo." Ucap yaemi karna tak ingin membuat masalah antara daniel dengan sahabatnya.
"Aku tau kau berbohong. Katakan saja, aku tidak akan memakanmu jika kau mengatakannya padaku." jelas daniel yang berbicara lumayan panjang.
"Jinjja, eopseoyeo." Keukeuh yaemi tak ingin mengatakan yang sebenarnya pada daniel.
"Baiklah. Aku tidak berhak memaksamu." Pasrah daniel sontak membuat yaemi menatapnya dengan tatapan bersalah.
"Mianhae. Guandae, aku tidak ingin menjadi penyebab hancurnya persahabatan kalian." Batin yaemi.
Hening.
"Kenapa kau tidak pulang saja?" Tanya daniel pada yaemi yang tengah berkutat dengan handphone-nya.
"Aniyo. Bagaimana bisa aku pulang meninggalkanmu sendirian. Lagipula, alasan kamu terbaring disinikan karna aku. Jadi aku harus bertanggung jawab, dengan menjagamu seperti ini...Oh ya, jika kau butuh sesuatu katakan saja." Ujar yaemi tulus sembari tersenyum singkat namun mampu membuat jantung daniel berdetak tak karuan.
"Myoya. Apa yang terjadi denganku? hanya karna melihat senyumannya, jantungku langsung berdetak dua kali lebih cepat seperti ini? Astaga efek kecelakaan itu memang sangat fatal." Batin daniel yang menyalahkan kecelakaan itu sehingga jantungnya juga ikut mengalami gangguan.
Hahaha kyeopta.
"Daniel-ah, sudah saatnya kau tidur."
"Aku tidak bisa tidur." Jawab daniel membuat yaemi mengerutkan dahinya.
"Wae? Bukannya kau sudah mengantuk?"
"A-aku tidak biasa tidur tanpa memakan jelly." Yaemi tercengang. Bagaimana bisa pria dingin seperti daniel memiliki kebiasaan seperti itu.
"Lalu bagaimana? Apa aku harus membelikanmu jelly?"
"Aniyo. Kau tidak perlu melakukannya. hanya saja, kau harus menyanyikan lagu untukku." Yaemi kembali tercengang.
"Menyanyikan lagu? Untuknya? Yang benar saja." Batin yaemi.
"Jika kau keberatan. Tidak masalah ak-"
"Ba-baiklah. Akan aku nyanyikan." Potong yaemi cepat. Ya dia memang harus menuruti keinginan daniel, karna itu sudah menjadi tanggung jawabnya selama daniel belum dinyatakan sembuh karna kecelakaan itu.
.
.
.
.Sinar mentari mulai masuk menembus ventilasi jendela, membangunkan sepasang remaja yang tidur dengan lelapnya.
"Kau sudah bangun?" Tanya yaemi pada daniel yang dibalas anggukan.
"Aku ke kamar mandi sebentar." Pamit yaemi lalu segera berlalu Tak lupa mengambil pakaian ganti dan alat mandi.
Sehabis melaksanakan ritual mandi dan sebagainya, yaemi pun segera keluar dan mendapati daniel yang tengah menatap ke arah luar jendela dengan dengan mata berbinar dan seyuman tipis.
"Kau sangat tampan jika tersenyum seperti itu." Batin yaemi tanpa sadar akan ucapannya yang memuji ketampanan daniel yang dijulukinya sebagai pria dingin.
Sadar akan ucapannya yaemi pun langsung menggelengkan kepalanya.
"Wae?" Tanya daniel bingung melihat yaemi yang mengelengkan kepalanya.
"Aniyo." Balasnya.
"Daniel-ah, kau ingin kekamar mandikan? Mari aku bantu." Ujar yaemi dan segera berjalan kearah daniel lalu membopongnya sampai ke kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi, yaemi segera mengambil sikat gigi lalu mengoleskan pasta gigi diatasnya dan memberikannya pada daniel.
Whoah beruntung sekali daniel, Pagi-pagi sudah dilayani layaknya seorang suami yang menerima perlakuan manis dari istrinya.
Setelah selesai, yaemi pun kembali membopong daniel sampai ke ranjangnya. Dan dengan lihai, jari lentik yaemi mulai mengambil handuk lalu menggosokannya pada rambut daniel yang basah.
Deg!
"Lagi? Astaga jantungku ini memang sudah tidak sehat. aku harus menyuruh dokter untuk memeriksa keadaan jantunku." Batin daniel karna kembali merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat.
"Biarkan aku yang melakukannya." Ucap daniel terdengar kaku, lalu mengambil handuk yang berada di tangan yaemi kemudian menggosokannya pada kepalanya.
Yaemi hanya membiarkan daniel yang melakukannya sendiri toh dia yang menginginkannyakan?
tbc
안녕😉
gaje ya? Sorry. Soalnya
Otak aku lagi suntuk bat.
Vommentnya jangan lupa 여로분
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Of Love《Kang Daniel》✔
FanfictionCOMPLETED FANFIC-TEENFIC kisah dari seorang cool boy (kang daniel) & cool girl (kim yaemi) yang memiliki persamaan sifat, yaitu jutek dan terkesan tak acuh dengan keadaan sekitar. Hingga pada suatu saat, mereka terlibat saling memiliki perasaan satu...