Seorang Han Jisung mendapatkan dirinya terbangun di sebuah hotel dengan tubuhnya yang sudah tak terbalut apapun.
Beberapa hari kemudian ia sering muntah dan pusing, ternyata ia sedang mengandung anak seseorang yang tak dikenalnya.
Bagaimana kehidupa...
Setelah Jisung keluar toilet, mereka pun kembali duduk di tempat mereka tadi.
"Kak beneran nggak papa nih? Nggak pulang aja?" Tanya Jeongin.
"Nggak apa Jeong, cuman pusing." Jisung berusaha tersenyum, lalu matanya melirik sekitar.
Ia memperhatikan cowok yang ada di seberang mejanya. Itu Hyunjin dengan cowok yang tak asing baginya.
"HYUNJING!!!" Seorang pemuda cantik dengan suara tertelan batu berteriak ke arah Hyun jin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Teman yang berada di samping pemuda cantik itu hanya menutup wajah malu, dan berancang-ancang menaboknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"PILIKKSSS!!!" Jisung mendadak teriak, dan itu menjadi perhatian pengunjung cafe.
"WAH ICUNGGG!! HUWEE FELIX KANGEN!" Felix yang tadinya ingin menghampiri Hyunjin malah berlari ke arah Jisung, lalu memeluk Jisung.
"Dih kalian malu-maluin banget sumpah." Ucap Seungmin yang tadi berada di belakang Felix, lalu memilih duduk di samping Jeongin.
Felix lupa tujuan awalnya kesini nemuin siapa. Felix pun duduk di samping Jisung.
"Oh iya gw lupa, WOI NJIN SINI AJA DUDUKNYA."
Felix kembali teriak dengan suara beratnya itu.
"Berisik banget kampank!" Haechan yang tak sengaja lewat menegur mereka.
Felix cuman cengengesan.
Hyunjin dan temannya itu pun membawa makanan mereka ke meja Jisung. Jadi tuh ya, kan kursi nya itu kek sofa gitu. Nah di sofa satunya Hyunjin Di tengah tengah Felix sama Jisung. Di sofa satunya lagi Jeongin yang ada di tengah tengah Seungmin sama temen Hyunjin.
"Eh itu siapa njin?" Tanya Jisung ke Hyunjin yang berada di sampingnya.
Hyunjin terdiam sebentar, lalu menatap ke arah temennya. Seolah meminta jawaban, lalu temennya itu hanya mengangguk.
