"Takdir benar-benar mempermainkan kita ya?
Terkadang sesuatu yang kita benci itu, sebenarnya baik untuk kita.
Seperti aku yang membenci kamu, tapi malah terikat dengan pernikahan yang tak terduga."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_________________________Meski sudah mendapat restu dari sang calon mertua, bukan berarti Hyunjin bisa menikahi Jeongin begitu saja.
Hyunjin mendapatkan beasiswa ke Amerika, tentu ia bimbang. Di satu sisi ia tidak ingin meninggalkan sang kekasih, tapi di sisi lain ia juga harus mengejar cita-citanya.
"Kamu tahu, Jin? Mimpi kamu lebih penting daripada aku. Jika semua mimpimu terwujud, kamu bisa mendapatkan apa yang kamu mau. Tapi kalau kamu malah milih aku, maka kemungkinan aku yang pergi ninggalin kamu."
"Nggak adil, bilang aja kamu mau selingkuh?" Hyunjin merengut lucu.
Pasangan kekasih yang sudah menjalin hubungan selama tiga bulan itu sedang menghabiskan waktu di taman, duduk di bawah pohon sambil menikmati semilir angin.
"Percuma kamu pintar kalau pikiran kamu masih kayak anak-anak." Jeongin menyentil dahi Hyunjin hingga sang dominant mengaduh kesakitan.
"Aku kan hanya bercanda! Iya iya, aku bakal ngambil beasiswa itu. Tapi aku nidurin kamu dulu ya?"
Bugh!
"Masih mau lanjut taruhan itu disaat yang lain udah pada nikah!? Yaudah kita put—"
"Astaga, sayang. Maksudku tidur sama kamu, kayak biasa kita tidur bareng. Peluk-pelukan di kasur, kamu negatif terus." Hyunjin kembali memegang perutnya yang terasa nyeri, tenaga Jeongin tidak bisa diremehkan.
Jeongin merengut lucu, membuat Hyunjin gemas dan segera menangkup pipi si rubah kesayangan.
"Lagian kamu masih fokus sama sekolah kan? Tahun depan deh kita nikah pas kamu tamat."
"Nggak, pas kamu udah sukses aja. Ya berharap aja sih hubungan ini bisa bertahan." Jeongin tersenyum miris.
"Aku bakal berusaha pertahanin ini, Je." Hyunjin mengecup kening pemuda manis itu, melupakan fakta bahwa mereka sedang berada di tempat umum.
"Kamu mau dibanting?!"
"Kenapa gemesin sih?" Hyunjin menguyel pipi kekasihnya itu, gemas sekali rasanya.
Hyunjin mengacak surai yang lebih muda dengan gemas, lalu menatap manik sang kekasih yang kini menjadi kesukaannya.
"Aku bakal berusaha jagain kamu dan nggak nyentuh kamu sampai kita benar-benar udah sah nanti, kamu maukan nunggu aku balik?"
"Mau dong, Kak Hyunjin~~"
"Tumben pakai kakak, hmm?"
"Jadi Kak Hyunjin maunya dipanggil apa? Daddy?"
"Kamu mau goda aku? Maaf, aku kuat iman. Kalau kamu tadi Jisung, mungkin aku udah tergoda."
KAMU SEDANG MEMBACA
HAMIL {Minsung} ✓
FanficSeorang Han Jisung mendapatkan dirinya terbangun di sebuah hotel dengan tubuhnya yang sudah tak terbalut apapun. Beberapa hari kemudian ia sering muntah dan pusing, ternyata ia sedang mengandung anak seseorang yang tak dikenalnya. Bagaimana kehidupa...