CHAPTER 30🦒

9.4K 1K 231
                                    

Guys, jangan panggil Min atau Thor:(( panggil aku Ainaa aja yaa:((

Nih double up<3

Happy Reading!💕
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
____________________


Chaewon memberhentikan mobil mereka tidak jauh dari rumah Minho yang sudah tampak di depan mata.

"Gila kak, nggak mungkin kita nerobos om-om badan kekar gitu." Ucap Chaewon, ada sekitar delapan bodyguard yang menjaga di depan gerbang.

Bagaimana di dalam rumah Minho? Pasti bagaikan lautan bodyguard, Chaewon sungguh tidak mau mati muda.

Tapi nyawa kakaknya lebih penting sekarang.

"Jangan gegabah, biar Eunji yang turun."

"Lah kok aku kak?" Eunji kebingungan.

"Gue yakin lo nggak dijadiin target dia, Minjoo cuman ngincar orang yang akhir-akhir ini dekat dengan Jisung."

"Tapi gimana caranya aku masuk?"

"Lo alihin perhatian mereka nanti gue dateng kesana, tenang. Gue bawa stun gun. Belum mau mati gue sebelum nikahin Felix."

"Terharu gue kak.." Chaewon masih sempat-sempatnya menangis.

Eunji turun dari mobil, sebelum melangkah ia coba tarik napas terlebih dahulu.

'Ya Tuhan, bantuin Eunji. Bunda, maapin Eunji yang selama ini nunda-nunda kalau disuruh cuci piring.'

Setelah dirasa sudah siap, Eunji pun berjalan mendekati gerbang rumah Minho. Para bodyguard di sana langsung menatap curiga.

"Eum, maaf Om? Apakah benar ini rumah Lee Minho?" Eunji mencoba bersikap senetral mungkin.

"Siapa kamu?"

Ah, Eunji bingung alasannya apa. Eunji mengedarkan pandangannya, dan menatap secarik kertas yang tertempel di dekat gerbang Minho.

"Bukankah tuan Lee ingin mencari pembantu? Saya ingin bekerja disini."

"Tapi tuan Lee tidak menerima anak sekolahan."

"Oh ayolah, kalo saya kerja disini kita kan jadi sering ketemu Om." Eunji mengedipkan matanya genit.

Dan si penjaganya pun gampang banget digodain, si Eunji dikasih masuk gitu aja.

"Woi! Kok dikasih masuk!? Bukannya tuan Lee bilang hari ini nggak terima tamu!?"

"E-Eh s-saya lupa."

"Da— ARGH!"

Changbin menyeringai, ia datang sambil menyetrum penjaga tadi. Kini dia dikepung oleh tujuh bodyguard yang tersisa.

Dengan lihai pemuda dengan tinggi pas-pasan itu memukul satu persatu penjaga, lalu menyetrum mereka menggunakan stun gun.

Setelah semuanya tidak berdaya, Changbin mengajak Chaewon dan Jeongin yang mengikutinya dari belakang.

Halaman rumah Minho terlalu besar, tapi syukurlah tidak ada yang menjaga di luar selain di gerbang tadi.

Satpamnya baru aja disetrum Changbin tadi.

Mereka berempat pun sudah berdiri di pintu rumah Minho yang menjulang, sekarang memikirkan bagaimana cara mereka masuk.

"Gue yakin nih, kita masuk langsung ditembak." Ujar Chaewon.

HAMIL {Minsung} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang