CHAPTER 21🐮

9.8K 1.1K 67
                                    

Maaf ya lama update, karena aku masih hancur waktu denger kabar kak Woojin. Butuh waktu lama buat ngeikhlasin nya, soalnya aku udah ikutin mereka dari sebelum debut jadi rasanya nggak rela aja.

Tapi yaa tetep harus dukung anak yang lain juga, harus sering voting mereka biar sering dapat trophy. Biar Chan sama yang lain bahagia. Nggak boleh sedih-sedih lagi hehe.

8 on the stage, 9 in my heart💙 Forever OT9 pokoknya💙

Malah curhat akutuh:'(

Selamat membaca~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_____________________

"Kamu mirip sama anak pertama tante yang hilang...."

Jisung terpaku, Sana terus menggenggam erat tangan pemuda itu seakan tidak ingin melepaskannya.

"Atau kamu memang anak tante?"

Jisung kaget, ia ingin melepaskan genggaman Sana tetapi tidak ingin membuat wanita itu kecewa.

"Perasaan tante aja kali, mungkin tante terlalu kangen sama anak tante makanya gitu." Ucap Jisung.

Sana pun langsung lemas, dirinya tidak tahu lagi harus berbuat apa. Sana tahu kalau Jisung itu memang anaknya.

Tapi bagaimana cara membuat Han Jisung mengerti? Ia juga tidak mungkin merebut Jisung dari keluarga yang sudah berbaik hati merawatnya.

"Kamu nggak tidur? Udah malam loh. Nanti masuk angin, kamu lagi mengandung kan?" Sana langsung melihat ke arah perut Jisung yang semakin membesar setiap harinya, Jisung tidak percaya jika Sana mengetahui kehamilannya.

"Jangan kaget gitu dong sayang, cuman beberapa orang aja yang sadar kalau kamu hamil. Nah kalau gitu, kamu istirahat yang bener. Kasihan kandungannya nanti."

Jisung hanya mengangguk pelan, Sana bangkit dari duduknya lalu membelai pelan surai Jisung.

Melalui belaian itu, Jisung dapat merasakan kasih sayang seorang ibu yang selama ini tidak pernah ia rasakan secara langsung.

Cukup lama mereka berada dalam posisi itu lalu Sana berpamit kepada Jisung dan pergi.

Sana meninggalkan Jisung dengan senyum terharunya, "Akhirnya aku punya cucu.."

-3-

Jisung masuk ke kamar inap dimana Jeongin dan Hyunjin dirawat, keduanya berada dalam kondisi yang hampir sama mengenaskannya.

Terdapat satu kasur kosong di ruangan itu, memang disengaja agar Jisung dengan mudah merawat mereka.

Jisung pun membaringkan tubuhnya hati-hati di kasur tersebut, ia takut perutnya kenapa-napa.

Hening melanda ruangan itu, Jisung tidak bisa tidur. Terlalu banyak yang dipikirkannya.

"Hngh.."

HAMIL {Minsung} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang