HAMIL {Minsung} ✓

CHAPTER 37🦑 (End)

Maapmaapmaap:( aku beneran nggak ada megang hp huhu, baru bisa update sekarang😭

By the way, ini udah end! Yeay!

Happy reading💕
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
__________________________

Minho menghilang lagi, berkali-kali Jisung menghubunginya tapi tetap tidak ada jawaban. Saat Jisung tanya pada Hyunjin atau Changbin jawabannya tetap sama, mereka tidak tahu.

Jisung hampir saja putus asa lagi jika Hyunjin dan Jeongin tidak ada di sampingnya untuk menyemangatinya.

Ternyata Minho menghilang karena sedang mencari ibunya yang pergi meninggalkannya ketika Minho berumur tujuh tahun.

Sekarang Minho berdiri di rumah kecil yang lumayan jauh dari kota, Minho pun mengetuk pintu rumah. Berharap ada yang membukakannya.

Dan Minho bersyukur karena ada yang membukakan pintu, tapi yang muncul bukan ibunya. Melainkan seorang pria dengan bahu lebarnya.

"Iya dik, mencari siapa ya?"

"Cari Ibu.."

"Hm? Kamu.. Minho!?" Daniel tampak terkejut, ia tidak menyadari kalau di depannya sekarang adalah anak istrinya.

Pasalnya dulu ia bertemu dengan Minho saat berumur tujuh tahun, dan sekarang ia baru bertemu lagi setelah sekian lama.

"Iya Om, Ibu ada?" Minho masih tidak ingin menyebut pria di depannya ini sebagai ayahnya meski dia berstatus sebagai ayah tiri Minho.

"Jihyo sedang memasak ayo masuk." Ucap Daniel sambil menarik tangan Minho, Minho sendiri membiarkan dirinya diseret.

Sampai di dapur, ia dapat melihat sang ibu yang sedang memasak dengan serius. Ibunya masih terlihat sangat cantik meski umurnya sudah empat puluhan.

"Siapa Niel..?" Tanya Jihyo yang masih belum mengalihkan pandangannya dari panci berisi kuah sup.

"Coba kamu lihat siapa yang datang!" Ucap Daniel dengan nada senang.

Jihyo pun melihat ke arah Daniel dan Minho, Jihyo membelalakkan matanya kaget dan segera mematikan kompor.

"Minho? Ini Minho kan?" Jihyo menangis sambil menangkup wajah Minho, Minho tersenyum melihat ibunya yang ternyata merindukannya juga.

"Iya Bu, ini Minho." Ujar Minho yang segera jatuh dalam pelukan Jihyo.

Daniel yang melihat itu hanya tersenyum dan mengerjakan masakan istrinya yang sempat tertunda, membiarkan istri dan anak tirinya melepas rindu.

"Kamu sudah besar nak.. Bagaimana dengan ayahmu? Apakah dia makan dengan baik?" Jihyo bertanya sambil menghapus air matanya.

"Dia dipenjara karena korupsi Bu."

"Hah? Benarkah?"

"Iyaa."

Jihyo tersenyum tipis dan kembali memandang Minho dengan wajah sedih, "Jadi sekarang Minho tinggal sendiri? Makannya teratur? Uangnya cukup?"