HAMIL {Minsung} ✓

CHAPTER 28🦇

Aku awalnya pengen rest karena kabar Han Jisung, tapi nggak jadi deh. Aku nggak mau buat readers ku nunggu lagi💕

Kita jagain Han Jisung sama-sama ya Stay? Kita harus dukung anak-anak yang lain juga, mereka udah kerja keras banget<3

I miss my squirrel so bad:((

Happy Reading!💕

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
_________________

"Jisung siapa!? Lagian gue nggak kenal sama Jisung, lo juga siapa!? Perasaan gue nggak ada buat salah."

"Cukup Lee Minho! Lo udah keterlaluan."

Minho bangkit dan melayangkan pukulannya pada pipi kiri Hyunjin, kali ini Hyunjin yang tersungkur.

"Gue nggak tau ada masalah apa sama lo dan gue nggak pernah kenal sama Jisung atau siapapun itu."

Minho pergi meninggalkan Hyunjin yang meringis kesakitan, bukan. Bukan kesakitan karena pukulan Minho.

Hyunjin kesakitan karena luka jahitannya yang terasa ngilu, "Ah Lee Minho sialan!"

××××

"Astaga Hyunjin! Lo kok babak belur?" Jisung segera menarik tubuh Hyunjin yang berdiri di depan pintu sambil menenteng plastik belanjaan.

Hyunjin dibaringkan di kasurnya, ia masih meringis kesakitan. Kepalanya berdenyut nyeri.

"Lo ngeyel, kalo baru sembuh jangan kemana-mana dulu. Bisa minta tolong gue atau Jeongin kan!?" Jisung panik.

Jeongin datang membawa kotak P3K dan menaiki kasur untuk duduk di samping Hyunjin yang berbaring.

Jeongin dengan telaten mengobati luka lebam di pipi kiri Hyunjin, sedangkan Jisung di sisi kanan Hyunjin menggenggam tangan pemuda itu.

Senangnya dalam hati, bila beruke dua. Seperti dunia, Hyunjin yang punya. Kiw.

"Ena ya Jin." Ucap Changbin tiba-tiba.

"Oh iya dong— AW SAKIT JE, JANGAN DITEKEN."

Jeongin menekan luka Hyunjin karena kesal, Jisung tertawa melihat interaksi keduanya.

Bukannya lebih baik begini? Tanpa Minho pun dia baik-baik saja.

"Gue pengen es krim.." Gumam Jisung tiba-tiba.

"Kak Icung nanti pilek loh, dari kemarin es krim terus." Ucap Jeongin yang masih terfokus pada luka Hyunjin.

"Shh- Bin, lo beliin sana Jisung!"

"Lah, emang gue babu lo?" Changbin yang lagi memainkan ponselnya langsung menatap sinis pemuda berbibir tebal itu.

"Cepet dong, kasian dia kalo nggak diturutin."

"Emangnya dia ngidam atau apa? Nggak lagi hamil kan?"

Hyunjin diam, dia lupa jika yang tahu soal kehamilan itu hanya dirinya dan Jeongin.