[EVALARA • 8]

3.1K 253 10
                                    

Malamnya, Laras duduk sembari membaca novel dengan serius. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, ia berdecak.

Laras paling malas kalau dapat SMS mama minta pulsa atau penipuan berhadiah, disangkanya Laras akan percaya begitu saja? Hoho tidak semudah itu,

Gadis itu mengecek notif yang baru saja masuk, ada nama Evan disana. Ia kesal, cowok itu sepertinya kurang kerjaan sekali. Mengusik ketenangannya terus.

"Ya elah, dia lagi dia lagi," gerutunya. Ia mencebikan bibirnya ketika melihat pesan yang tertera disana,

EVAN:)
Selamat malam. Udah makan?

Laras langsung melempar ponselnya ke tempat tidur. Buat apa dibalas? Penting? Tidak menurutnya. Ia kembali melanjutkan aktivitas baca novelnya yang tertunda akibat pesan tidak jelas tadi.

Di lain tempat, Evan tampak serius menatap layar ponselnya. Ia sangat berharap Laras membalas pesannya yang ia kirim lima menit yang lalu. Sesekali ia merapikan rambutnya ke belakang,

"Nih cewek cueknya naudzubillah ye. Untung gue sayang," gumamnya sambil terkekeh sendiri.

"Dia gak tau apa ya kalau gue ngirim pesan begitu butuh nyali banyak?" Tanya Evan pada dirinya sendiri. Sebuah ide terlintas di pikirannya, kemudian ia mengetik pesan lagi disana, pesan terkirim.

Laras berdecak lagi, ia mengambil ponselnya yang ia lempar di tempat tidur. Ia melihat nama Evan lagi. Laras memejamkan matanya sebentar, mau sampai kapan cowok itu menganggunya terus?

Ia ternganga ketika melihat pesan yang Evan kirim untuknya,

EVAN:)
Bales aja pesan gue. 5 menit lo gak bales, gue otw rumah lo.

Laras menghentakan kakinya kesal. Seenaknya saja cowok itu. Ia terpaksa mengetik balasan, ia tidak mau malam-malam kedatangan tamu macam Evan.

Evan tersenyum saat melihat balasan pesan Laras untuknya. Ia sedikit berpikir, harus diancem dulu baru mau bales?

LARASCANTIK.
Gue udah makan.

Evan kembali mengetik pesan lagi, begitu terus hingga larut malam. Kalau Evan bosan, ia akan menelepon Laras. Ia ingin mendengar suara imut itu, karena baginya Laras sudah menjadi candu.

"Ekhem, makasih ya udah mau telponan sama gue semalem," ujar Evan kepada Laras, gadis itu cemberut tak suka dari tadi. Pagi tadi, ia terkejut akan kedatangan Evan kerumahnya dengan alasan untuk menjemput Laras ke sekolah.

"Iya," jawab Laras ketus.

"Pulang sekolah bareng gue lagi ya," Laras menoleh,

"Enggak!!"

"Ayolah. Enak loh, irit ongkos. Daripada harus susah payah ngeluarin uang dua ribu buat naik angkot, mendingan sama gue. Gratis pula,"

Laras tetap kekeuh menggelengkan kepalanya. Tapi bukan Evan namanya kalau menyerah begitu saja. Ia harus berjuang dan berusaha mendapatkan hati Laras.

Laras berdecak saat mengetahui Evan masih saja berjalan disampingnya. Padahal kelas Evan belok ke kanan, sedangkan ia belok ke kiri. Ia menoleh dan menatap sinis cowok aneh itu,

"Lo ngapain sih ngikutin gue terus?" Tanya Laras tidak suka. Evan dengan wajah tenangnya, langsung menjawab,

"Gue mau nganterin lo ke kelas," Laras menggeleng cepat,

EVALARA [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang