[EVALARA • 9]

2.9K 316 2
                                    

"Kok berhenti di sini?" Tanya Laras bingung ketika melihat Evan memarkir motornya di depan minimarket.

"Gue mau beli es krim," jawab Evan sambil melepas helmnya, lalu merapikan rambut cepaknya. Laras memutar bola matanya,

"Kan gue udah bilang, gue gak mau--"

"Gue beli buat adek gue," potong Evan cepat.

Laras mengatupkan bibirnya, malu sebenarnya. Ia sudah ge-er duluan. Evan menoleh ke belakang,

"Buruan turun, lo mau ikut ke dalam apa tunggu disini?"

"Ikut ah, gue takut sendirian," jawab Laras.

Evan terkekeh, lalu mereka masuk ke dalam minimarket untuk membeli es krim.

"Gue masuk dulu, lo jangan panggil gue lagi!" Ucap Laras galak sambil membalikan badan. Evan terkekeh, lalu memanggil gadis itu lagi,

"Ras,"

"Ck, apasih!!"

"Helm lo, kebiasaan deh suka lupa gitu," jawab Evan tenang. Padahal Laras sedang terang-terangan menatapnya tidak suka.

Iya, cowok aneh.

Siapalagi kalau bukan Evan Ramdani.

Pantang pulang sebelum dapat.

Laras menghela napas, "yaudah nih," gadis itu memberi helm kepada Evan. Evan tersenyum, senyum yang bisa membuat orang tergila-gila jika melihatnya. Namun itu tidak berlaku bagi seorang Laras. Ia memandang Evan biasa saja. Ganteng darimana? Dari ujung monas?

"Padahal lo kalau gak galak gitu, makin cantik loh," ujar Evan tiba-tiba. Laras terdiam, lalu mengernyitkan dahinya,

"Maksud lo ngomong kayak gitu apa?"

"Ya jangan galak-galak gitu lah sama gue," jawab Evan sambil terus menunjukan senyumnya.

"Terserah gue dong! Kenapa lo yang ngatur?"

Evan mendengus, lalu menyalakan mesin motornya, "yaudahlah gue pamit, besok pagi gue anter lo lagi kesekolahan,"

Belum sempat Laras menjawab, cowok itu sudah melajukan motornya. Laras berdecak, dia harus memikirkan gimana caranya biar dia hidup bebas tanpa gangguan Most Wanted itu.

"Baru pulang lo?" Tanya Sadam yang sudah tiba di rumah Evan sejak lima belas menit yang lalu. Evan mengangguk cepat dan menaruh tas ransel hitamnya di sofa,

"Lo abis darimana emang?" Tanya Ersya, Evan menoleh,

"Emangnya penting buat gue jawab?"

"Ya kan kita berdua pengen tau, Van.."

"Gue ganti baju dulu ya, lo udah dibikinin minuman sama bunda kan?" Tanya Evan memandang dua sahabatnya bergantian.

"Udah," jawab Ersya dan Sadam bersamaan. Evan bergumam saja dan meninggalkan mereka berdua menuju kamar untuk berganti baju.

"DITAA!!! KAMU NGAPAIN DI KAMAR MAS? ALLAHUAKBAR!!" Teriak Evan ketika melihat Dita sedang mengacak-acak kamarnya, lemari pakaian yang sudah terbuka dipadu dengan pakaian yang acak-acakan, lalu seprei kasur yang sudah tak karuan bentuknya, dan buku-buku yang tergeletak begitu saja di lantai. Evan menghela napas dan menutup pintu kamar,

EVALARA [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang