[EVALARA • 19]

2.1K 169 3
                                    

♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum memasuki ruangan operasi, Manda memandang Laras terlebih dahulu. Ia tersenyum kecil,

"Sebelum dioperasi, aku mau ngomong sebentar sama kamu, Ras. Boleh?"

Laras mengangguk,"boleh, kamu mau ngomong apa?"

"Kalau misalkan aku udah gak ada, tolong jaga Evan ya, Ras. Kalian cocok kok, aku lihat kayaknya kalian saling cinta. Jaga ya hubungan kalian, aku pasti bahagia banget. Dan ini, aku ada surat yang aku tulis tadi pagi sebelum kamu dan Evan datang, kalian berdua harap baca ya. Maaf tulisan nya jelek karena tanganku sakit banget. Aku minta doanya aja, aku gatau aku bakal selamat setelah ini atau engga,"

Laras menangis saat mendengar ucapan yang dilontarkan Manda padanya. Laras mengusap air matanya, lalu meraih tangan kurus yang pucat milik Manda,

"Aku bakal selalu doain Manda. Manda harus sembuh lagi,"

"Maaf, dek. Pasien Manda harus segera dioperasi sekarang. Doakan saja ya, agar operasi pengangkatan tumornya berjalan dengan lancar," ujar suster yang sudah berpakaian hijau lengkap dengan penutup kepala dan masker. Laras mengangguk, lalu melambaikan tangannya saat melihat brankar Manda sudah masuk ke dalam ruangan operasi. Laras terisak, lalu berlari menemui Evan yang sedang duduk,

"Vann!!"

Evan menoleh dan ia terkejut dengan Laras yang langsung memeluk tubuhnya, Evan mengelus punggung gadis itu,

"Gue juga sedih, lo jangan sedih ya. Kita sama-sama berdoa biar Manda cepet sembuh," ucap Evan yang menatap manik mata cokelat milik Laras. Laras mengangguk dan menoleh ketika Ardi dan Yunita yang datang dengan langkah tergesa-gesa,

"Nak? Manda sedang dioperasi sekarang?" Tanya Ardi kepada Evan di sebelahnya, Evan mengangguk lemah dan mengusap wajahnya kasar,

"Iya om,"

"Maaf, om tante, saya mau ajak Evan sebentar boleh?" Izin Laras kepada kedua orang tua Manda. Ardi dan Yunita sama-sama mengangguk,

"Oh iya silahkan, nak,"

Laras langsung menarik tangan Evan menjauh dari depan ruang operasi. Evan mengerutkan kening,

"Lo mau ngajak gue kemana sih?" Tanya Evan bingung, dan Laras menyuruh Evan duduk,

"Nih, ada surat. Tadi sebelum Manda masuk ruang operasi, dia ngasih surat itu buat dibaca sama kita berdua," kata Laras sembari menyodorkan surat kepada Evan. Evan menerimanya dan segera membuka surat itu untuk segera dibaca. Laras penasaran dengan isinya, mereka pun mulai membaca isi dari surat itu,

EVALARA [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang