"Makasih ciloknya, Sheilaaa!!" Ujar Laras sembari menerima sebungkus cilok daging saus kacang yang Sheila kasih. Sheila mengangguk dan duduk di sebelah Laras, lalu menusuk satu cilok yang masih panas itu,
"Hmm gue mau nanya sesuatu boleh?" Tanya Sheila sambil meniup-niupkan cilok nya yang ditusuk itu. Laras berdecak ringan, "Ya elah, nanya tinggal nanya. Emang mau nanya apaan?"
"Lo udah ngebuka hati lo sedikit buat Evan belum?"
Uhuk uhuk!
Sial, pertanyaan macam apa ini!, batin Laras. Laras terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Sheila. Sheila terkekeh dan mengusap punggung Laras yang masih batuk-batuk itu.
"Pertanyaannya gak ada yang lain? Evan lagi Evan lagi.."
"Hehehe, yakali lo udah ngebuka hati buat Evan,"
"Haha ngebuka hati? Ogah banget. Gue sama sekali gak suka sama dia, jadi gue mohon lo jangan pernah berharap kalau gue bakalan jadian sama dia,"
"Ras, perasaan hati itu bisa bolak-balik loh. Sekarang lo boleh bilang gak suka sama dia, tapi kan lo gak tau apa yang bakal terjadi ke depannya. Bisa-bisa lo bakal jadi orang yang gamau kehilangan dia,"
Ucapan Sheila berhasil menohok hati Laras. Ucapan Sheila tadi berhasil membuat Laras tersedak satu cilok yang tiba-tiba tertelan di kerongkongannya. Laras merasa sial. Seharusnya ia tak perlu menjawab pertanyaan Sheila tadi kalau jadinya begini.
"Nih minum," ujar Sheila diselingi dengan kekehan diakhir.
♡
"AYO, AYO... EVAN BISAAA!!!"
"AYOOO PACARKU, GO EVAN GO EVAN GO!!"
Teman-teman yang satu tim dengan Evan merasa risih dengan teriakan heboh yang berada di pinggir lapangan indoor SMA Pasifik. Ersya menoleh malas ke arah Evan yang sedang duduk meluruskan kedua kakinya sambil meminum sebotol air mineral,
"Noh, cewek-cewek neriakin nama lo, terus!"
"Biarin aja, gue gak peduli," jawab Evan acuh. Ia mengusap keringat di pelipisnya dengan handuk kecil yang melingkar di lehernya,
"Oh iya, ini ada chat dari Sheila. Katanya Laras kesedak cilok," kata Sadam yang membuat Evan dan Ersya menoleh lalu tertawa mendengarnya. Sadam mengerutkan kening,
"Lah lo pada ketawa kenapa? Lucu dimananya? Heh lo, kutil onta! Lo kenapa ga nolongin si Laras? Kasihan noh,"
Evan menepuk dahinya dan pamit kepada mereka berdua untuk membeli minuman yang akan diberikan untuk Laras. Ersya masih tertawa hingga merasakan sakit di perutnya,
"Haduh, gue gak bisa berhenti ngakak! Itu si Laras kenapa sampe bisa kesedak cilok?" Tanya Ersya sambil mengusap matanya yang keluar air mata akibat tertawa berlebihan.
"Entahlah, tadi Sheila chat gue kaya gitu,"
Di lain tempat, Sheila tersenyum dan mendelik ketika melihat Laras sudah menghabiskan ciloknya tanpa sisa.
Tiba-tiba...
"Nih minum buat lo,"
Laras membulatkan matanya ketika melihat Evan berdiri didepannya sembari menyodorkan sebotol air putih mineral dingin di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVALARA [✔]
Teen Fiction"Susah ya, buat bikin si kutu buku jatuh cinta sama gue..." Evan Ramdani, laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut cepak hitam khasnya, mata sipit yang selalu diidam-idamkan para siswi di SMA Pasifik. Tak hanya mata sipitnya yang menarik perhatia...