EKSTRA PART [2]

4.2K 163 4
                                    

"Selamat broh! Akhirnya lo udah gak sendiri lagi sekarang," ucap Ersya sembari berjabat tangan dengan sahabatnya yang sekarang sudah menikah dengan Laras. Evan tersenyum dan mengangguk,

"Lo sama Naura kapan nyusul?" Tanya Evan melirik Ersya dan Naura bergantian. Naura hanya menggaruk pipinya salah tingkah.

"Sabar, nanti juga gue gak usah pake lamar-lamar. Langsung kawinin aja," sahut Ersya santai, seketika ia meringis saat mendapat pukulan keras di kepalanya,

"Nikah, bukan kawin," koreksi Naura sebal. Ersya tersenyum geli, lalu menatap Evan kembali,

"Entar jangan lupa, kalau anak lo udah gede, gue bakal jodohin sama anak gue nanti," Evan melotot, Ersya meringis,

"Enak aja! Gak bakal gue restuin anak gue nikah sama anak lo!" Balas Evan sengit. Ersya mendengus,

"Punya anak aja belum, udah debat soal jodoh-jodohan aja," sahut Laras ikut bersuara. Naura membisikan sesuatu di telinga Laras, namun masih terdengar jelas di telinga Evan dan Ersya,

"Jangan dengerin kak Ersya. Suka ngawur dia, dari dulu gak pernah berubah. Otaknya selalu geser,"

Ersya mendengus, lalu menarik lengan gadis itu,

"Gue pamit dulu ye," pamit Ersya sambil terus berjalan meninggalkan kedua pengantin tadi yang sedang berdiri di atas pelaminan. Sheila naik ke atas dan langsung memeluk tubuh Laras yang tampak cantik mengenakan kebaya putih dengan sanggul yang di tata di rambutnya.

"Huhuuu sahabat gue nikah jugaaa!!!" Jerit Sheila. Laras tersenyum haru, akhirnya Sheila datang juga. Ia datang bersama Sadam. Cowok blasteran itu berjabat tangan dengan Evan,

"Sahabat gue gak usah galau-galau lagi ya. Kalau Laras masih galak maklumin aja," canda Sadam, Evan tertawa mendengarnya,

"Kapan nyusul?"

"Bulan depan! Jangan lupa datang," jawab Sadam mantap. Sheila tersenyum malu di sebelahnya.

"Oh iya, gue lupa ngasih tau!" Sahut Ersya tiba-tiba yang naik lagi ke atas pelaminan menghampiri kedua pengantin yang sedang berbincang dengan Sheila dan Sadam,

"Apa?" Tanya Evan malas.

"Semalem gue udah pasang cctv di kamar lo. Kan mantep entar malam gue nonton live streaming malam pertama dari lo berdua,"

Plak!

Evan tak segan-segan menabok kepala Ersya. Sadam menahan tawanya, sama seperti Sheila.

"Gue punya temen gak waras banget sumpah!"

"Bukan temen gue," sahut Sadam tanpe menoleh sedikitpun ke arah Ersya yang masih kesakitan mengelus kepalanya.

"Kalau gue geger otak gimana?" Tanya Ersya dramatis. Evan pura-pura tidak mendengar dan kembali mengobrol dengan Sadam dan Sheila.

"Bangsat kalian!" Umpatnya.

"Ayahh, Evan senang banget punya istri baik kayak Laras. Evan cinta banget sama Laras, Yah. Coba aja kalau Ayah masih hidup, pasti Ayah seneng banget liat menantu Ayah sekarang," kata Evan sambil terus menatap batu nisan yang ada di hadapannya. Di sebelahnya ada Laras yang ikut berlutut,

"Ayah gak usah khawatir, setiap dua minggu sekali, Evan sama Laras bakal sering dateng kesini. Evan kangen banget sama Ayah," lirihnya. Memeluk sebentar batu nisan itu, lalu mulai menaburkan beberapa bunga ke atas gundukan tanah yang baru saja ia bersihkan bersama Laras.

EVALARA [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang