[EVALARA • 20]

2.2K 171 1
                                    

Catatan :

BAGI YANG UDAH LUPA ALURNYA, BISA KALIAN BACA ULANG DULU PART SEBELUMNYA.
HAPPY READING GAES!!!

Mila masuk ke kelas dengan wajah bahagianya yang membuat kedua temannya, Cinta dan Askia bingung terheran-heran.

"Lo kenapa sih? Kok senyum-senyum gitu?" Tanya Cinta sembari menopang dagunya, Mila menepuk pundak sahabatnya itu dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas nya,

Ternyata setumpuk undangan.

"Undangan? Lo mau nikah sama siapa?"

Pertanyaan yang dilontarkan Askia membuat Mila tak segan-segan menoyor kepala Askia keras. Askia mengaduh, sambil melirik Mila tajam,

"Woy lah, gue cuma nanya. Sewot amat,"

"Yang bener aja dong! Itu undangan ulang tahun! Kalian lupa? Kan minggu depan ulang tahun gue!"

Askia dan Cinta menepuk dahinya kompak, "maaf, kita lupa!"

Mila memutar bola matanya malas. Ia memilih keluar saja untuk membagi-bagikan kartu undangan ulang tahunnya kepada anak-anak SMA PASIFIK. Hal itu membuat Askia dan Cinta tak segan-segan untuk berlari menyusul Mila.

Evan, sedang sibuk mengikat tali sepatunya yang copot. Lalu dikejutkan dengan suara Mila yang menggelegar saat masuk ke dalam kelasnya. Evan terkejut dan menghela napas,

"Ngapain lagi tuh anak ke sini," gumamnya pelan. Ersya menoleh sembilan puluh derajat sambil berbisik ke telinga Evan,

"Itu anak mau ngapain? Kok dateng-dateng ga sopan banget?"

Evan mengangkat bahunya tidak tahu. Ia tidak memerdulikan hal itu. Ia masih sibuk mengikat tali sepatunya.

"Evann! Haiii!. Btw aku mau bagiin kamu undangan nih. Jangan lupa datang yaa! Minggu depan ke acara ulang tahunku!" Ucapnya dengan nada yang sok di manis-maniskan. Evan tak menanggapi. Hanya menatap lurus ke depan. Mila menggeretakan giginya,

"Yaudah, aku taruh nih di atas meja. Jangan lupa datang yaa sayangg!!"

Mila pun berbalik dan pergi keluar kelas kembali diikuti dua temannya. Evan berdecih sinis dan menatap undangan tidak selera.

"Sayang, sayang, palamu peyang," cibir Evan pelan sembari memutar bola matanya malas.

"Eh eh, Ris! Itu undangan apa?" Tanya Sheila kepo sembari meninggikan suaranya. Maklum, tempat duduk Sheila dan Riska agak berjauhan. Riska menoleh dan memperlihatkan sebuah undangan yang terbungkus rapi dalam plastik bening.

"Undangan ulang tahun?"

Riska mengangguk. Lalu berjalan menghampiri Sheila yang masih berdiri di samping meja Sadam. Riska memberi undangan itu kepada Sheila,

"Minggu depan Mila ulang tahun. Gue diundang, kayaknya semua anak Pasifik di undang deh sama dia," ujar Riska yang mengambil kembali undangan miliknya. Sheila mengerutkan kening,

"Gue sama Laras gak dapet. Gapapa, lagipula ga penting banget ngehadirin acara itu," ucap Sheila yang membuat Riska mengibaskan tangannya tidak peduli. Ia kembali ke tempatnya sedangkan Sheila malah berhenti ke tempatnya semula, duduk di samping Sadam yang kebetulan cowok itu sedang sibuk menulis tugas yang sebenarnya dikumpulkan hari rabu depan.

EVALARA [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang