Motor Evan sudah sampai didepan rumah Laras. Seperti biasa, Evan tidak pergi sebelum Laras benar-benar masuk ke dalam rumahnya. Evan segera mengeluarkan ponsel dari saku seragamnya dan mengetik sesuatu disana,
EVAN:)
nanti malam, gue jemput mau ga? Gue mau ngajakin lo jalanCowok itu langsung memasukan kembali ponselnya ke dalam saku dan mulai melajukan motornya untuk pulang. Laras yang baru saja duduk di sisi tempat tidur pun langsung mengecek ponselnya untuk melihat notifikasi chat yang baru saja masuk.
Keningnya berkerut, ia bertanya-tanya dalam hati,
Gak salah nih orang? Tumbenan banget ngajakin gue jalan? , gumamnya.
Laras tak membalasnya. Ia tidak perduli Evan marah ataupun sampai meneleponnya. Karena baginya itu sangat tidak penting.
Laras melepaskan dasi juga kaos kaki yang masih membalut kakinya. Setelah itu ia memilih untuk tidur sebentar, hari ini sangat melelahkan menurutnya.
Laras bingung kepada dirinya sendiri. Ia tidak bisa tidur, yang ada dipikirannya hanya Evan dan Evan. Laras sampai bergidik ngeri sendiri. Kenapa harus cowok aneh itu yang terlintas di pikirannya? Laras benar-benar tidak paham.
Bahkan ia teringat ucapan Sheila beberapa waktu lalu,
"Kalo lo gak bisa tidur, itu pasti tandanya ada seseorang yang lagi mikirin lo,"
Laras menggelengkan kepalanya, "Enggak! Enggak! Gak mungkin Evan mikirin gue! Amit-amit juga sih kalau sampai Evan beneran mikirin gue! Sampai kapanpun gue gak bakalan suka sama tuh cowok aneh! Kenapa gue harus ketemu sama dia sih sejak awal! Nyusahin aja!" Omelnya kepada diri sendiri. Ia mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia akhirnya bangkit dari posisi tidurnya dan menoleh ketika ponselnya berbunyi tanda panggilan masuk.
"Baru diomongin, malah ditelepon beneran," cicitnya sambil menggigit jari telunjuk.
Ia meraih ponselnya dengan hati-hati dan menggeser warna merah di layar untuk me-rejject panggilan dari Evan. Ia membuka lebar matanya saat Evan meneleponnya lagi. Ia berdecak kesal dan segera mengangkat telepon dari cowok aneh itu,
"Heh! Lo tuh bisa gak sih? Jangan nelpon gue! Gue gak-"
"Assalamualaikum,"
"Ck, waalaikumsallam. Heh! Lo tuh bisa gak sih? Jangan nelpon gue! Gue gak-"
"Entar malam jangan lupa dandan yang cantik. Gue mau jemput lo nanti," ucapnya yang sengaja memotong ucapan Laras.
Laras keki sendiri. Ia meremas pinggiran seprei dengan gemas,
"Udah ya, gue mau mandi ganteng dulu. Sampai jumpa nanti malam, dadahh cantik,"
Tut tut tut
Panggilan berakhir. Laras menggeram gemas sembari meremas ponselnya. Seenaknya saja cowok itu. Sengaja memotong ucapannya. Padahal Laras ingin memarahinya. Ia pun bangkit dan memilih untuk mandi saja menyegarkan tubuhnya.
♡
Sehabis maghrib, Laras duduk santai sembari membaca novel bergenre fanfiction. Pintu rumah terketuk, Elsa yang sedang duduk disebelah putrinya memilih untuk membukakan pintu kepada sang tamu,
KAMU SEDANG MEMBACA
EVALARA [✔]
Teen Fiction"Susah ya, buat bikin si kutu buku jatuh cinta sama gue..." Evan Ramdani, laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut cepak hitam khasnya, mata sipit yang selalu diidam-idamkan para siswi di SMA Pasifik. Tak hanya mata sipitnya yang menarik perhatia...