Satu tahun kemudian...
"Mau aku gantiin gak? Kasihan dari tadi ngepel. Kamu ngelap kaca, aku yang ngepel aja ya," tawar Rangga kepada Laras yang sedang sibuk mengepel lantai kost. Gadis itu menggeleng,
"Makasih. Gak perlu, Ga. Gue bisa sendiri," Rangga mengangguk saja dan kembali ke aktivitas awalnya yaitu mengelap kaca kost.
Hari ini hari minggu. Semua anak-anak kost yang menempati kost bu Rani diwajibkan membersihkan kost setiap seminggu sekali. Sebenarnya Laras ada tugas kuliah yang harus dikumpulkan besok, tapi ia berpikir, nanti malam saja ia mengerjakannya.
Laras mengelap keringatnya yang terus berjatuhan di pelipisnya. Sebenarnya yang paling kasihan tuh si Edi. Dia kebagian untuk mencuci kamar mandi kost. Sementara yang lain hanya menyapu, mengepel, mengelap kaca dan membersihkan debu di meja-meja.
"Nih, minum dulu," kata Rangga sambil menyodorkan segelas air dingin yang baru saja dituangnya. Laras menerimanya dan meneguknya cepat hingga habis tak tersisa.
"Haus banget?" Tanya Rangga sambil terkekeh geli memandang gadis yang merantau dari Jakarta ini. Rangga sendiri adalah anak rantauan dari Semarang, cowok itu memilih untuk kuliah di Bandung.
"Iya, capek," lirihnya sambil terus mengibas-ngibaskan tubuhnya dengan tangan. Edi muncul dari kamar mandi,
"Kalian malah asik pacaran. Ga, gantiin aku, toh. Aku capek ini nyikat kamar mandi," kata Edi sambil menunjukan sebuah sikat kamar mandi di tangan kanannya.
"Entar dulu, Di. Kasian ini cewek haus abis ngepel kost dua lantai. Taruh aja dulu sikatnya, entar aku yang ganti," sahut Rangga dengan logat Jawanya yang masih kental. Edi mengangguk dan melihat Dara masuk ke kamar mandi dengan baskom besar berisi banyaknya pakaian.
"Loh, aku kira kamu udah nyuci, Ra," kata Edi sembari melihat Dara yang sedang mengambil kursi jongkok di dekat pintu,
"Belum. Aku kan tadi kebagian nyapu kost. Baru sempet ngumpulin baju sekarang. Baju yang anak kost cowok kamu yang cuci ya. Yakali aku yang nyuci, ogah banget!"
Edi menghembuskan nafas pelan lalu mengangguk dan ia memilih untuk keluar dari kamar mandi.
"Ada tugas kuliah?" Tanya Rangga, Laras mengangguk.
"Kenapa? Mau bantuin? Boleh banget!"
Tanpa menunggu jawaban dari Rangga, cewek berkacamata itu sudah kabur duluan ke kamarnya untuk mengambil laptop juga bukunya.
Tak lama kemudian, Laras sudah keluar lagi dari kamarnya dengan laptop ditangan, lalu tas di pundaknya.
"Emang tugas apa?"
"Ini loh, gue ada tugas suruh presentasi mata kuliah Ekonomi Industri. Power point gue agak error kayaknya deh. Masa gak bisa ke-save sama sekali. Manaan nanti malam abis isya harus dikumpulin ke dosen lewat e-mail. Gue bingung. Bantuin, Ga.." pinta Laras dengan menunjukan puppy eyes nya. Rangga mengangguk dan menuruti keinginan gadis itu. Ia mengangguk-angguk paham saat melihat Laras menyuruhnya untuk menyalin point-point penting yang ada di buku tebal di tangan gadis itu. Setelah itu, Laras membiarkan Rangga fokus mengetik tugasnya. Ini kali kedua Laras meminta tolong cowok itu untuk mengerjakan tugasnya sejak setahun ini.
"Ras.." panggil Rangga tiba-tiba. Tapi mata cowok itu tidak menatap sedikitpun ke arahnya. Laras mengernyitkan keningnya,
"Iya?"
"Lo kenapa sih? Setiap aku tembak, kamu gak pernah mau terima. Kamu udah punya pacar?" Tanya Rangga yang mendadak membuat jantung Laras seakan berhenti berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
EVALARA [✔]
Teen Fiction"Susah ya, buat bikin si kutu buku jatuh cinta sama gue..." Evan Ramdani, laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut cepak hitam khasnya, mata sipit yang selalu diidam-idamkan para siswi di SMA Pasifik. Tak hanya mata sipitnya yang menarik perhatia...