"Terima kasih untuk hari ini,"
Kata-kata itu baru saja keluar dari mulut Laras. Evan sedikit tertegun mendengarnya, karena Laras ini kan gengsian orangnya, untuk mengucapkan terima kasih saja rasanya berat sekali. Namun, hati kecilnya senang, Laras mau ditemani ke toko buku.
"I-iya sama-sama. Seharusnya gue yang berterima kasih sama lo," jawab Evan sambil menggaruk tengkuknya. Lalu tersenyum penuh arti,
"Kenapa lo yang terima kasih?"
"Karena lo mau ditemenin sama gue ke toko buku, lo senang kan?"
Kepala Laras otomatis mengangguk. Sesuatu yang sangat langka bagi Laras memang, tapi Evan akui, ia sangat-sangat bahagia. Rasanya seperti mimpi. Kalau memang mimpi, bolehkah Evan bangun sekarang? Tapi Evan yakin sepenuhnya, kalau ini benar-benar kenyataan, bukan mimpi.
"Sekali lagi terima kasih, gue masuk dulu ya," pamit Laras yang hendak masuk ke dalam rumahnya. Evan bergumam sambil terus menampilkan senyum manis khasnya. Ia menyalakan mesin motor dan melajukan motornya,
Laras belum berbalik, tanpa sadar bibirnya membentuk sebuah senyuman kecil. Senyuman yang jarang ia perlihatkan.
♡
"MANA YANG NAMANYA LARAS! MANA!!!" Suara Mila menggelegar dimana-mana. Mila sudah menunjukan ekspresi kesalnya, ia sudah menjelajahi area kantin, koridor dan semua kelas. Laras belum terlihat batang hidungnya. Mila semakin kesal, hidungnya kempas-kempis, wajahnya sudah merah padam. Ia tak peduli dengan tatapan heran dan takut disekitarnya.
"Ras!" Panggil Sheila seperti orang kesetanan, ia menepuk pundak Laras berkali-kali. Laras yang sedang menaruh tas di atas meja langsung menoleh ke Sheila,
"Ada apa?"
"Milaaa!!!! Dia mau kesini, dia kayaknya marah banget. Buruan lo ngumpet sekarang!!"
Laras mengernyitkan dahinya, bingung. Maksudnya apa? Mila mau kesini? Untuk apa?
"Si Mila mau apa kesini?"
"Ihh, Ras! Udah deh, lo jangan kebanyakan tanya, buruan lo ikut gue sekarang!!"
Laras langsung saja menarik lengan Laras, entahlah Sheila mau membawanya kemana.
Sampailah mereka berdua di toilet siswi, Sheila langsung mendorong Laras masuk ke salah satu bilik toilet,
"Buruan lo kunci dari dalam, nanti tas lo gue umpetin ke tempat yang aman,"
Laras mengangguk dan segera menutup pintu, Laras segera pergi dari toilet dan balik ke kelas. Untung saja Mila belum ke kelasnya, segera ia meraih tas Laras dan Melemparnya ke atas lemari di depan kelas. Baru saja Sheila melempar tas itu, Mila datang dengan wajah kesal,
"MANA LARAS HAH???"
Seisi kelas takut, suara itu membuat bulu kuduk berdiri. Merasa pertanyaannya tak dijawab sekalipun, gadis itu malah menggebrak meja dan menjatuhkan meja hingga beberapa orang yang ada di kelas itu kaget dan menganga melihat perbuatan Mila barusan.
"MANA LARASSS!?!?!"
"Lo ngapain nyari-nyari Laras, HAH?" Kini suara Sheila yang menjawab pertanyaan Mila. Mila menoleh dan tersenyum jahat,
"Siapa lo? Pahlawan kesiangan? Mau bantuin sahabat brengsek lo itu?"
"Dia bukan brengsek! Dia Laras! Bukan brengsek!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVALARA [✔]
Teen Fiction"Susah ya, buat bikin si kutu buku jatuh cinta sama gue..." Evan Ramdani, laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut cepak hitam khasnya, mata sipit yang selalu diidam-idamkan para siswi di SMA Pasifik. Tak hanya mata sipitnya yang menarik perhatia...