[EVALARA • 39]

2K 125 0
                                    

Beberapa bulan kemudian...

"Besok kita Ujian Nasional. Lo kenapa pada santai aja sih?!" Tanya Ersya kesal saat melihat kedua sahabatnya sibuk bermain game online di ponsel mereka masing-masing. Ersya geram, kalau sudah bermain game suka lupa diri.

"Woy, bangsat lo berdua!"

Masih saja tidak dihiraukan oleh kedua cowok itu. Ersya mendengus dan memilih untuk ikut-ikutan bermain game di ponselnya. Kuotanya sedang habis, otomatis ia hanya memainkan game pou di ponselnya.

"Anjir, kayak bocah lo main game pou," cibir Evan tanpa menatap Ersya sekalipun. Ersya memutar bola matanya malas,

"Suka-suka lah! Sewot amat,"

Laras bernafas lega saat keluar dari ruang ujian. Soal ujian Bahasa Indonesia tadi benar-benar membuatnya kesal. Ditambah lagi komputer yang ia gunakan untuk menjawab soal malah mati tiba-tiba. Jadi gadis itu harus me-login lagi dan untungnya jawaban yang sudah ia jawab tidak terhapus begitu saja. Benar-benar menguji kesabaran banget.

Ia merasakan seseorang menepuk pelan pundaknya, ternyata Evan. Mengingat Evan memang seruangan dengannya, cowok itu selalu saja curi-curi pandang ke arahnya. Sadam kedapatan sesi satu, sedangkan Evan, Ersya dan Laras kedapatan sesi tiga.

Hari sudah sore, pada saat Evan menyuruh Laras naik ke motornya, tiba-tiba Arga turun dari mobil dan mendekat pada dua remaja berseragam putih abu-abu itu.

"Hai, Ras," sapa guru les gadis itu. Evan memutar bola mata malas,

"Ada apa?" Bukan Laras yang menjawab, tapi Evan yang manyahut.

"Ini, ada sesuatu buat Laras. Jaga dengan baik ya," ucapnya sembari menyodorkan sekotak kado untuk Laras. Evan berdecak, lalu mendorong kotak itu,

"Gak usah lah kasih Laras apa-apa! Sok baik banget sih, cuma sekedar guru les kan?" Tanya Evan sarkas. Cowok itu menoleh ke belakang, melihat Laras menerima kotak itu dengan senang hati. Evan menganga lebar,

"Gapapa kali, Van. Kak Arga udah cape-cape beliin Laras. Hargain,"

Evan tidak percaya dengan Laras yang mudahnya menerima kotak hadiah pemberian Arga. Evan menatap Arga tajam, tapi yang ditatap malah senyum-senyum menatap Laras.

"Makasih ya, kak! Berkat saya les sama kakak, saya jadi pintar matematika, meskipun dikit hehe,"

Arga mengangguk, "sama-sama. Sudah menjadi kewajiban saya buat ngajarin kamu. Semangat UN nya ya, masih ada tiga hari lagi kan? Oh iya, jaga barang itu baik-baik. Saya pamit. Kalau kamu sama pacar kamu mau main ke rumah saya, boleh aja. Nanti saya share loc lewat What's App.

Evan mendengus, sampai kapan drama ini berakhir?

"Udah ngomongnya?" Tanya Evan yang membuat Arga tersenyum tipis. Ia menepuk pelan pundak Evan, namun segera ditepis oleh Evan,

"Hati-hati bawa motornya,"

Tanpa menjawab ucapan Arga, cowok itu langsung melajukan motornya meninggalkan area sekolah. Arga menghembuskan nafas pelan, dan ia mendapat pesan dari Mila kalau cewek itu minta diantarkan ke salon.

"Rambut lo mirip anak ayam, Mil," kata Arga yang membuat Mila tak segan-segan memukul abang sepupunya itu.

EVALARA [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang