[EVALARA • 12]

2.4K 208 2
                                    

"Ras? Kaos lo basah lengket kayak gini? Lo abis ngapain? Pemanasan belum loh.." tanya Sheila yang panik melihat keadaan seragam Laras yang basah. Sheila mengendus-endus bau yang menempel pada kaos olahraga Laras,

"Kok wangi jeruk?"

Laras berdecak dan mendorong tubuh Sheila, "udahlah, gue gak kenapa-napa,"

"Tapi lo basah kayak gitu,"

"Udah, Sheil. Gue beneran gak kenapa-napa,"

Sheila mengalah saja. Ia pun meminum air mineralnya sampai tersisa setengah botol. Rupanya ia haus.

"Hei cantik.."

Laras terkejut saat melihat Evan yang muncul tiba-tiba dari pintu kelasnya. Evan tersenyum lebar sembari mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya,

"Nih, buat lo," ucapnya seraya memberi satu es krim cokelat kepada gadis itu. Laras meneguk saliva nya. Tak tahan melihat es krim yang baru saja ia terima dari Evan.

"Ras? Makan es krimnya. Nanti keburu cair," ujar Evan membuyarkan lamunan Laras. Laras mengangguk kaku dan membuka perlahan bungkus es krim itu.

Evan ikut tersenyum saat melihat senyuman yang terbit dari bibir Laras. Wajah cantiknya kini semakin membuatnya terpesona dengan senyuman yang terbentuk disana. Sangat menyentuh hatinya, Evan pun sadar dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,

"Oh iya, gue ke kelas ya. Ada tugas yang harus gue selesaikan,"

Laras mengangguk, "iya.."

"Oke, eh sebentar.."

Evan mengeluarkan saputangan dari kantong celananya dan tangannya terulur untuk mengusap sisa es krim yang berada di sekitar mulut mungil Laras. Sesekali Evan berdecak sambil tersenyum miring,

"Udah gede, tapi makan es krim masih kayak bocah,"

Laras melotot dan memukul lengan Evan, "Maksud lo ngomong kaya gitu apa? Hah?"

"Eh enggak jadi, yaudah gue pamit,"

"Hmm, terima kasih buat es krimnya,"

Evan mengangguk, " iya sama-sama, cantik,"

Evan berlalu begitu saja meninggalkan Laras yang masih berdiri dan terdiam kaku sembari memegang es krimnya. Semburat merah merona terlihat jelas di kedua pipinya. Laras tersenyum, dan segera menghabiskan es krim itu sebelum bel masuk pelajaran berikutnya berbunyi.

Mila mengerutkan kening saat melihat Ferdi, ayah tirinya berjalan memasuki gedung sekolah dan bertemu dengan bu Tia selaku guru BK sambil tersenyum ramah. Mila sendiri tidak tahu, kenapa Ferdi datang ke sekolah. Lalu ia melihat Ferdi masuk ke ruang BK. Mila semakin penasaran. Ada masalah apakah sampai Ferdi harus merelakan waktu kerjanya yang super duper sibuk untuk datang ke sekolah? Mila penasaran dan segera turun ke lantai bawah dan menguping pembicaraan Ferdi dengan bu Tia.

Laras tak sengaja melihat seseorang berbincang dengan bu Tia di depan ruang kepala sekolah. Laras seperti tidak asing ketika melihat wajah itu. Sangat familiar dan seketika ia ingat wajah itu.

EVALARA [✔] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang