HUHU GAK TERASA YAA GAES, SUDAH MENCAPAI 40 PART AJA:"))) JUST INFO, INI PART TERAKHIR YAA. ABIS ITU AKU BAKAL UPDATE EPILOG DAN EKSTRA PART NYAA.
MAU NANYA, KALAU SEANDAINYA EVALARA DIJADIIN BUKU, KALIAN PADA MAU BELI GA?
DAN AKU MOHON MAAF SEKALI LAGI, CERITA INI SEMAKIN KESINI MAKIN ANEH AJA, MAKIN ABSURD AJA, KALAU YANG GAK SUKA SILAHKAN MINGGIR. AKU BUKAN PENULIS HEBAT, CUMA PEMULA HEHE.
SEKALI LAGI MAKASIH UDAH TERUS STAND BY DI CERITAKU TERUS SAMPAI SEKARANG.
HAPPY READING^^
♡
Sebulan kemudian...
"Gila lo, Van! Lo makan buku apa gimana sih? Nilai ujian lo sempurna banget, anjir!"
"Eh eh liat deh si Evan, nilai UN nya di atas rata-rata semua tau. Iri deh,"
"Evannn!!! Gue les privat sama lo boleh gak sih?"
Evan yang mendengar namanya disebut-sebut dari tadi pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia sudah biasa melihat nilai tinggi seperti itu. Ia melihat, keempat pelajaran yang di uji nasionalkan kemarin mendapatkan nilai sempurna di atas rata-rata untuk Evan Ramdani, kelas XII IPA 5. Nilai ujian nasional tertinggi untuk angkatan kelas 12 tahun ini diraih pertama oleh Evan Ramdani, disusul dengan Bachtiar Pramana, mantan ketua OSIS yang sudah purna dan digantikan jabatannya oleh adik kelas, Karrel. Lalu ketiga ada Sadam Savero. Jangan tanya Ersya dimana, cowok itu menduduki posisi jauh dari sepuluh besar peraih nilai ujian Nasional tertinggi di SMA Pasifik.
"Lo kuliah mau dimana? Luar negeri?" Tanya Sadam kepada Evan yang sejak tadi berdiri memandangi mading itu. Evan menggeleng pelan,
"Gue gak bakal ninggalin Indonesia. Apalagi jauh-jauh dari Laras. Gue gak mau,"
"Lo yakin gak mau coba LDR-an?" Tanya Ersya yang membuat Evan tetap menggeleng kepalanya.
"Mau ngambil fakultas apa?" Tanya Sadam penasaran, "kalau gue sih lebih baik masuk fakultas hukum ngikutin jejak bokap, secara dia kan pengacara sukses," sambungnya. Evan masih berpikir, belum ada kepikiran untuk masuk fakultas apa.
"Gue mau masuk fakultas cenayang ah!" Sahut Ersya ngawur. Evan dan Sadam saling mengernyit dan bertatapan bingung,
"Fakultas cenayang? Emang ada?"
"Ada dong! Gunanya biar gue bisa tahu isi pikiran cewek kalau lagi ngambek. Biar kalau gue tanya 'kenapa' gak usah dijawab 'gapapa,' biasanya cewek suka gengsi kalau jujur langsung ke cowok. Gue jadi heran sendiri," jelas Ersya yang membuat Sadam tertawa renyah,
"Lo lagi berantem sama Naura?"
"Bukan berantem ege! Demen banget gue berantem sama doi kayaknya," kesal Ersya pada Sadam yang sedang duduk di kursi panjang. Sadam mengangkat bahunya acuh,
"Gue gak peduli ah. Gue mau telpon bebeb Sheila dulu oke,"
Cowok blasteran itu sudah pergi dan hanya tersisa Evan juga Ersya berdua disana. Ersya menepuk pundak Evan, cowok itu hanya bergumam,
"Pulang sekolah entar, anterin gue ke toko bunga yuk," ajak Ersya yang membuat Evan menatap Ersya penuh selidik,
"Mau ngapain ke toko bunga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EVALARA [✔]
Teen Fiction"Susah ya, buat bikin si kutu buku jatuh cinta sama gue..." Evan Ramdani, laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut cepak hitam khasnya, mata sipit yang selalu diidam-idamkan para siswi di SMA Pasifik. Tak hanya mata sipitnya yang menarik perhatia...