Selamat menyambut akhirnya
."aku di sini polisi paling tampan sekaligus termuda, yakin Yuju nuna mau melewatkan sarapan dengan ku begitu saja?"
Lengkap sudah suasana pagi Yuju seperti warna langit yang mengabu meski semalam puas mengguyur hujan sampai genting belum juga mengering.
"aku sudah kenyang sampai mual hanya dengan melihat tampang mu, jadi cepat suruh ketua timmu keluar dan temui aku"
"Yuju nuna hitung saja dari satu sampai seribu, jika tidak keluar artinya Jimin hyung sedang tidak disini"
Jika saja seorang pria mengenakan topi hitam tidak keluar dari pintu di belakang Jungkook, pastinya sebuah sepatu sudah Yuju terbangkan ke atas kepala Jungkook yang kini justru melarikan diri dengan kekehan.
"selamatkan aku" ujar Yuju seketika melihat pria yang menjadi tujuannya sudah bersiap melangkah pergi.
"juseong haeyo saya banyak pekerjaan, silahkan melapor pada polisi lain"
Tungkai Jimin beranjak melangkah namun sudah kalah cepat dengan dekapan erat Yuju.
"ku mohon..aku sudah lelah menjadi boneka abeonim selama ini, aku hanya mau menyerahkan masa depanku dengan hidup bersama orang yang ku cinta, jadi tolong bawa aku pergi jauh, sembunyikan aku"
"semua bumonim pasti memberikan yang terbaik untuk anaknya, jadi terima saja pertunangan mu, seharusnya kau senang bisa menikah dengan pria yang selama ini kau idolakan bukan?"
Tak di sangka Jimin akan berkata seperti itu, kaitan kedua tangan Yuju sudah terlepas dan segera beralih menangkup wajah pria di hadapannya.
"kekaguman jangan di samakan dengan cinta, karna sampai detik ini impian terbesarku tetap sama, menikah denganmu, menjadi eomma dari anak-anak kita"
Senyuman kecil terlukis di wajah Jimin "jika lebih banyak menyakiti lebih baik biarkan pergi, karena tidak semua cinta harus di miliki"
Sepasang manik milik Yuju perlahan mengembun terlebih kedua tangannya sudah Jimin turunkan.
"lupakan semuanya dan mulai lah menulis kisah di lembar baru"
Setetes cairan bening baru saja terjun bebas membasahi pipi Yuju dan bersamaan itu sambutan sebuah kecupan lembut mendarat tepat di bibirnya.
"berbahagialah Yuna-ya"
.
.
."menurutku Hoseok oppa memberikan berkas video itu pada eonni karena ada alasan penting sampai tidak memilih menyerahkannya pada Jimin-ssi, lantas sekarang Yerin eonni yakin mau menyerahkannya begitu saja pada Jimin-ssi?"
Yerin memilih tidak menjawab dengan menyeruput kopi pesanannya.
Memang masih menjadi tanda tanya bagi Yerin mengenai alasan Hoseok mengamanatkan bukti sepenting itu ke tangannya, namun Yerin juga sudah terlanjur memberitahu keberadaan kartu memori yang ia temukan itu pada Jimin.
Dan kini Yerin ditemani Sinbi sedang menunggu kehadiran Jimin di sebuah cafe sesuai janji yang mereka buat.
"Jimin-ssi datangnya masa lama tidak eonni? tinggal lima belas menit lagi dari jadwal check up"
Yerin memastikan ucapan Sinbi dengan menelik jarum jam yang melingkari tangannya "iya juga, tidak boleh sampai telat, tapi bagaimana dengan Jimin-ssi"
Di tengah kebimbangan, netra Yerin menangkap sosok Taehyung baru saja keluar dari toilet "lebih baik Sinbi ke rumah sakit dulu dengan Taehyung-ssi, nanti aku menyusul"
KAMU SEDANG MEMBACA
Expectation VS Reality ✔(BTS X GFRIEND)
FanfictionBerawal dari sebuah komplek perumahan mewah di daerah Gangnam, Seoul 'Kim's Regency'. Dari namanya saja sudah jelas bahwa pemiliknya adalah keluarga Kim. Tidak hanya bertetangga, sebuah persahabatan antara 7 laki-laki tercipta sejak mereka masih kec...