Chapter 5

3.2K 134 26
                                    

Ibarat dinding yang telah di paku, kemudian paku tersebut di cabut kembali. Namun tetap saja akan membekas, sama seperti hati.

***

Nb: di chapter ini udah ada bahasa kasarnya, jadi yang ga suka di kasarin maapken :3 Happy Reading!

***

Mike sangat geram mendengar cerita adiknya itu, ia tidak terima jika adiknya di rendahkan seperti itu. Mike bertekad untuk memberi pelajaran untuk Ray.

Kini Mike sedang di sebuah cafe bersama Elise. Sengaja ia mengajaknya, hitung-hitung untuk menghilangkan pikirannya yang terjadi dengan Ray.

Di sebuah cafe, Mike melihat Rayyan sedang bersama dengan wanita lain. Tetapi wanita kali ini berbeda dengan yang Elise lihat waktu itu. Mike pun berniat untuk menghampirinya, tak peduli ia sedang berada di cafe. Ia pun beranjak dari tempat duduknya.

"Eh lo mau kemana, Kak?" tanya Elise kebingungan.

"Uhm, lo pesen aja apa yang lo mau. Gue mau ke toilet dulu sebentar, nanti yang punya gue samain aja sama lo," jelas Mike.

"Oh, oke. Jangan lama-lama ya tapi, gue sendirian nih," jawab Elise.

"Siapp." Mike langsung beranjak pergi.

***

Bugh.

Sebuah pukulan mendarat di pipi Ray. Ya, pukulan dari Mike. Tanpa basa-basi Mike menghajar Ray, tak peduli nantinya akan ada keributan.

"Wet's, maksudnya apaan nih." ucap Ray berusaha tenang.

"Lo udah nyakitin adek gue  anjing." jawab Mike dengan emosi yang meluap luap.

"Adek lo emang murahan," ucap Ray.

Bugh.

Pukulan kali ini mendarat di pipi Mike. Dan Mike pun membalas pukulan itu, tetapi ini lebih parah dari sebelumnya. Kini di sudut bibir Ray berdarah karena pukulan itu, perkelahian pun terjadi.

"Jaga mulut lo bangsat, lo bilang adek gua murahan. Lo sendiri sekarang apa? Lebih rendah dari bejat!" ucap Mike dengan nada yang tinggi. Mereka berdua menjadi tontonan di pengunjung kafe.

Mendengar ada teriakan, Elise langsung menuju sumber suara itu. Pasalnya, ia sangat tahu persis suara itu.

"Kak Mike!" teriak Elise


"Lo?! Gak puas lo bikin gue ancur?!" ucap Elise, kini emosinya meluap-luap.

Plak.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Ray. Baru saja Ray ingin membalas, tetapi Mike sudah menepisnya.

"Sampe lo nyentuh adek gue, idup lo ga tenang njing!" ucap Mike dengan semua amarahnya.

"Dasar cewe murahan." ucap Ray dengan nada mengejek.

Jleb

Hanya sakit yang kini di rasakan oleh seorang Elise.

Bugh

Sebuah pukulan besar mengenai pipi Ray lagi.

"Sekali lagi lo ngatain adek gue murahan, liat lo besok bangsat." ucap Mike.

"Dasar, cowo.sampah." Ucap Elise, dengan penuh penekan di akhir kalimat dan langsung menyiram Ray dengan minuman yang ada di atas meja. Setelah itu, Mike ada Elise meninggalkan tempat itu.

***

Kini Elise sedang berada di pelukan Mike, hatinya begitu sakit. Sudah berulang kali dirinya di rendahkan dengan Ray di depan banyak orang.

"Gue benci Ray kak, gue benci Ray!" ucap Elise, kini tangisnya semakin kencang. Kini mereka sedang berada di dalam mobil, Mike yang melihat adiknya seperti ini hanya bisa memeluknya dengan erat.

"Udah ah jangan ditangisin. Mana janji lo ke gue kalo lo ga nangisin Ray lagi?" Ucap Mike

"Iya,gue minta maaf." Elise menghapus air matanya.


"For what?"

"Gue nangisin Ray."

Mike terkekeh, sepolos itukah adiknya?

"Iya iya, gue maafin. Sekarang kita mau kemana? Kan tadi gajadi."

"Kita pulang aja, lo juga udah babak belur kayak gitu. Masa kita masih mau jalan jalan, emang lo mau di liatin orang? Next time kita pergi lagi oke?" ucap Elise dengan puppy eyes-nya.

"Oke."

Niatnya mau aku apus ni cerita, karna terlalu terlalu berantakan :')
Tapi udah banyak banget yang ngesupport aku buat lanjutin cerita :')
Niatnya si revisi setelah cerita selasai.

Makasi yang udah baca cerita absurd ini :')

Salam, gadis.senja

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang