Chapter 29

657 13 0
                                    

Don't leave me alone!
***

Sinar matahari telah masuk dan menampakan diri melewati jendela kamar seorang gadis berusia 15 tahun itu, tak lupa dengan kicauan burung yang saling beradu estetika-nya.

Elise mengerjapkan matanya, suara notifikasi telepon mengganggu minggu paginya untuk bangun lebih lambat. Sudah cukup dengan harinya kemarin yang menyebalkan, kini Elise justru malah enggan untuk beranjak dari ranjangnya.

"Apaan, sih. Pagi-pagi udah nelpon aja! Ganggu orang lagi tidur," gerutunya seraya mengambil ponselnya yang sedari tadi berdering di atas meja nakas.

Setelah meraih, ia langsung menerima telepon masuk tersebut tanpa dilihat terlebih dahulu siapa yang meneleponnya.

"Halo? Ada apaan, sih? Pagi-pagi udah ganggu minggu pagi orang aja!" sambar Elise sembari mengusap-usap kelopak matanya.

"Udah siang," 

Elise yang mendengar si lawan bicara teleponnya, langsung ternganga seketika. Paham betu ia dengan suara yang terdengar dari ponselnya.

Ia langsung melirik jam weker yang berada di atas nakas, jam menunjukkan pukul 10:15 pagi. Lagi, untuk kedua kalinya Elise ternganga lantaran kelakuannya sendiri.

"E-eh? Ar-Arsyan? A-ada apa?" jawabnya terbata-bata.

"Ke rumah."

"E-eh, i-iya. A-aku siap-siap dul-" baru saja Elise ingin menyelesaikan ucapannya, Arsyan sudah dulu mematikannya.

Ih! Nyebelin!

Elise pun langsung bergegas melakukan ritual paginya lalu bersiap-siap. Setelah merasa sudah selesai, Elise langsung menuruni anak tangganya untuk menemui kakaknya.

"Kak Mike!" Elise menerka-nerka apakah kakaknya berada di rumah?

"Kakak!"

Merasa tak mendapat jawaban dari sang kakak, Elise menaiki anak tangga lagi untuk melihat apakah kakaknya masih ada di kamarnya. Namun nihil, kakaknya tidak ada di kamarnya.

"Kak--" Tiba-tiba notifikasi telepon berbunyi kembali, kini Elise lihat lebih dulu siapa yang meneleponnya.

Kak Mike

"Halo? Lo di mana? Kok gue ditinggal sendiri di rumah? Kalo gue diculik gimana?" sergah Elise seraya menuruni anak tangga. Rumahnya nampak sepi sekali, hanya ada dirinya saja di rumah. Kedua orang tuanya pergi ke Bandung untuk mengurus neneknya yang sedang sakit, sementara asisten rumah tangganya hanya datang di hari biasa.

"Idih, mana ada yang mau nyulik lo. Yang ada orang yang nyulik lo yang nyesel."

"Ih! Nyebelin! Yaudah, lo di mana sekarang?"

"Rumah temen, kalo mau makan pesen online aja."

"Ih, tapi kan gu--" Lagi, 2 kali omongannya terpotong. Ia hanya bisa menghembuskan napasnya.

Ia lalu menuju halaman depan rumahnya untuk menunggu Arsyan menjemputnya, sesekali ia bersenandung kecil.

Lama ia menunggu, namun belum ada tanda-tanda Arsyan yang ingin menjemputnya. Ia lalu mengambil ponselnya lalu menghubungi kekasihnya.

"Halo," ucapnya.

"Apa?"

Apa?

Apa??

APA???!!!

Apakah ia lupa? Jika Arsyan lah yang mengajak Elise untuk pergi ke rumahnya.

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang