Chapter 27

661 12 0
                                    

***
Untuk membayangkan kau dengan yang lain saja, aku tak mampu.
***

"Habis ini istirahat! Jangan kemana-mana, kalau ada yang sakit bilang aku. Di dalem ada Bunda, gak?" ucap Arsyan seraya membukakan seatbelt yang Elise kenakan.

Elise tersenyum lalu mengangguk pelan, "Iya, ada Bunda kok di dalem."

"Jangan lupa makan, istirahat. Inget ya, istirahat." Arsyan membukakan pintu mobilnya.

"Iya, seyeng."

"Aku anterin sampe dalem, ya?" tawar Arsyan pada kekasihnya.

"Enggak usah, kamu juga istirahat! Nyuruh orang doang bisanya buat istirahat, huh!" Elise tak mau kalah.

Arsyan terkekeh, "Iya deh iya, aku pulang yaa."

"Okedeh, hati-hati. Kalo udah sampe, kabarin aku. Dadah," ucap Elise seraya melambaikan tangannya.

"Siap." Arsyan melajukan mobilnya

Kini Elise tengah berada di kamarnya, kejadian tadi masih terbayang-bayang dipikirannya. Mengapa tiba-tiba Tasya bisa sejahat itu? Ah, perihal menjadi jahat memang tidak pernah memandang kapan dan siapa. Semua bisa menjadi jahat, bahkan orang terdekat kita.

Tiba-tiba, suara ketuka pintu kamarnya berbunyi.

"Elise," ternyata yang memanggilnya tadi adalah Mike.

"Masuk aja," jawab Elise yang tengah asik membaca novel bergenre fiksi remaja.

"Nanti anterin gue, ya." ucap Mike seraya duduk di samping Elise.

"Kemana?" Elise masih berkutik dengan novelnya.

"Rumah sakit."

Elise menutup novelnya lalu menoleh ke arah Mike, "Rumah sakit? Lo sakit?"

"Mau check up aja, sih."

"Tumben, biasanya juga bodo amat ama kesehatan." Elise meraih ponselnya yang berada di atas nakas.

***

"Sejak kapan lo ngerokok?!" ucap Elise, ia terkejut dengan hasil lab yang menyatakan bahwa kakaknya didiagnosis mengindap penyakit paru-paru. Padahal sedari dulu yang Elise ketahui, kakaknya sama sekali tidak pernah menghisap batang yang mengandung nikotin itu. Sekali pun Mike masih mendapatkan cap sebagai Bad Boy di sekolahnya yang gemar sekali dengan yang berbau tawuran dan sebangsanya.

"Gue enggak pernah ngerokok, Lis." Mike meyakinnyan.

"Sejak kapan lo ngerokok, Kak?!!"

"Gue enggak pernah ngerokok."

"Bohong! Enggak mungkin! Lo positif, Kak! Kalau sampe Bunda sama Papa tau, gimana? Lo tau sendiri, Bunda benci banget sama perokok."

"Jangan buat Bunda sama Papa sedih lagi, Kak. Setelah mereka kehilangan Kak Rendy," lanjutnya.

Mike menghembuskan napasnya, "Gue mohon, jangan sampe Bunda sama Papa tau soal ini."

"Enggak mungkin, Kak. Cepat atau lambat, Bunda sama Papa pasti tau semuanya. Bahkan sepinternya tupai lompat juga pasti bakal jatuh," ucap Elise, ia tak mengerti mengapa harinya kini sangat buruk.

"Setidaknya untuk saat ini," ucap Mike seraya merangkul Elise.

"Lo tunggu sini, gue mau ambil obat. Jangan kemana-mana," lanjutnya lalu pergi meninggalkan Elise.

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang