Chapter 24

683 18 2
                                    

***
Jangan berjanji, jika suatu saat kau yang mengingkari.
***

Elise diam tak bersuara, ia masih menerka-nerka apa yang telah terjadi. Benarkah Arsyan mengutarakan perasaannya? Ia berharap, ini semua bukanlah mimpi.

Elise mengangguk, tanda ia menerima Arsyan untuk menjadi kekasihnya.

"Makasih, Lis." Arsyan memeluk Elise sesaat lalu melepaskannya.

Tak lama terdengar suara tepukan tangan, yang tak lain adalah Dina, Edward, dan Sam. Ya, merekalah yang membantu Arsyan mempersiapkan ini semua.

"Cie-cieee, temen gue udah punya pacar." Dina memeluk Elise.

"Ohh, jadi ini semua kenapa lo dari tadi pagi enggak nemenin gue?" Elise melepas pelukannya.

"Hehehe, ini kan semua demi lo juga." Dina menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Lo kapan sama Edward?" tanya Arsyan dengan santai.

"Arsyan monyet." bisik Edward pada Arsyan.

"Tau Edward, kesian sodara gue," celetuk Sam.

"Kak Sam nih, ngarang aja." Dina memanyunkan bibirnya.

"Ohhh, jadi sekarang lo sama Kak Edward nih?" ledek Elise.

"Eh, apaan sih lo." Dina menyenggol bahu Elise.

Tak lama bel sekolah berbunyi, tanda murid-murid harus memasuki kelasnya. Walaupun hari ini tidak ada pelajaran karena lomba, tetap saja siswa serta siswi harus memasuki kelasnya karena lomba telah usai.

"Eh udah masuk, ke kelas yuk," ajak Elise.

"Ayuuk," jawab Dina.

***

Kini Elise tengah duduk di bangku koridor sambil menunggu Arsyan yang sedang berganti baju, bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak tiga puluh menit yang lalu.

Tak  lama Arsyan selesai berganti baju, tak butuh waktu lama bagi Arsyan hanya untuk berganti baju.

"Udah selesai?" tanya Elise yang langsung berdiri.

"Udah, yuk pulang," ajak Arsyan.

"Oh iya, kamu udah makan?" tanya Arsyan pada Elise, sebutan kata 'aku' yang dilontarkan Arsyan masih terdengar asing bagi Elise.

Elise menggeleng, "Belum, hehe."

"Yaudah, kita makan dulu. Aku enggak mau maag kamu kambuh," ucap Arsyan.

Mereka ke parkiran sekolah terlebih dahulu dan langsung menuju tempat tujuan mereka.

"Masih inget tempat ini, Lis?" tanya Arsyan

Elise memperhatikan sekelilingnya. Ingatan-ingatannya tentang ia dan Arsyan mulai terbesit di pikirannya, dimana Arsyan membawanya pergi makan bersama untuk yang pertama kalinya.

"Eeh, rumah Elise kan ke arah sana?" tanya Elise yang heran mengapa Arsyan tidak melaju ke arah rumahnya.

"Kita makan dulu, gue tau lo ada penyakit maag dan belum makan, kan?" tanya Arsyan yang membuat Elise heran, mengapa Arsyan bisa tahu tentang ini?

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang