Chapter 6

3.2K 114 23
                                    

Emang dasarnya harus patah hati dulu, baru bisa bahagia.

***

Pagi ini Elise bangun kesiangan, karna semalam ia sibuk mengerjakan PR nya. Ia langsung bergegas ke kamar mandi untuk melakukan ritualnya, setelah itu ia bersiap-siap dan memberi polesan bedak bayi serta liptint tipis di wajah dan bibirnya yang tipis. Setelah selesai, ia langsung bergegas menuruni anak tangga dan langsung menuju meja makan.

"Bunda kenapa gak bangunin Elise sih, Elise jadi kesiangan kan," ucap Elise sambil terburu-buru memakan sarapannya.

"Tadi udah bunda bangunin, tapi Elisenya ga bangun-bangun." ucap bundanya.

"Kebo banget sih, ewh." celoteh Mike.

"Apaan sih lo, gak usah ikut-ikutan. Udah deh, dari pada lo ngeledekin gue mending lo keluarin motor lo. Gue bisa telat ni, nanti kalo gue telat gue bisa bisa di jemur di tengah lapangan. Ntar kalo di jemur kulit gue item, Emang lo mau punya adek item. Udah gitu nanti gue har-" belum saja Elise selesai berbicara, mulutnya sudah di sumpal roti dengan Mike.

"Udah gausah bawel, cepet tuh makan sarapan. Ntar sakit nyusahin gue," ucap Mike memotong pembicaraan Elise.

"Ih apaan, gue kalo sakit yang repot Bunda bukan lo. Wle." Elise  memelet.

"Udah belum debatnya? Liat tuh udah jam berapa?" ucap Rina, membuat mereka berdua terdiam. Rina sudah tak heran, jika pagi-pagi ia harus mendengar ocehan kedua anaknya itu.

"HAH? JAM ENAM LIMA BELAS? BUNDA KENAPA GAK INGETIN ELISE SIIHH," teriak Elise terkejut, Elise langsung memakai sepatunya dan mengambil buku-bukunya yang berada di atas meja tamu. Buku itu sengaja tak Elise masukan karna sudah tidak muat di tasnya. Pasalnya, itu semua bukan miliknya, melainkan milik perpustakaan sekolah.

"Dih gila, kalo gak di ingetin juga lo ngoceh terus dari tadi," ucap Mike.

"Udah deh, gak usah bawel cepetan," ucap Elise terburu-buru.

Mike pun mengeluarkan motor ninjanya yang berwarna merah itu, kemudian ia nyalakan mesinnya. Tanpa aba-aba Elise sudah menaiki motor itu setelah ia mencium tangan bundanya.

"Dah bundaa, Elise sama Kak Mike jalan dulu. Assalamuaikum,"
Ucap Elise.

***

Masih tersisa 2 menit bel sekolah berbunyi, Elise sudah sampai dan lekas menaiki anak tangga sekokahnya. Tiba-tiba, ia tertabrak dengan seseorang.

Brugh

Kini buku Elise berserakan, karena ia tertabrak. Merasa kasihan kepada Elise, orang itu akhirnya membantu Elise.

"Lain kali jalannya pelan-pelan aja, jangan buru-buru. Lagian kan lo udah masuk gerbang ini, jadi gak perlu takut kena hukuman," ucap orang tersebut.

Spontan Elise menaikan wajahnya, karna orang itu jauh lebih tinggi dari Elise.

Eh, ini kan Kakak kelas yang waktu itu dikasih tau Dina. batin Elise. Iya, sekarang Elise sadang berhadapan langsung dengan Arsyan.

"E-eh, iya kak maaf banget. Elise buru buru nih, tas Elise berat soalnya," jawab Elise.

"Iya gapapa, mau gue bawain sekalian ga buku-bukunya? Kelas lo dimana? Sini gue bawain," tawar Arsyan.

"Eh, gak usah kak gapapa. Elise bisa kok." ucap Elise sambil tersenyum tipis. Sebenarnya Elise sangat membutuhkan tawaran itu, namun ia sungkan karna ia baru saja mengenal Arsyan.

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang