Chapter 44 (END)

1.7K 23 0
                                    

Last but not least.

Masih ada extra chapter yang entah kapan di update, Hahaha.

Sebelumnya monmaap, kalo endingnya terlalu monoton dan klise, ehehe.

***

Merelakan, bukan berarti harus melupakan.
-Gadis Senja
***

Kini Elise sedang mengantar Arsyan ke Bandara, hari ini adalah hari terakhirnya melihat Arsyan. Entah kapan ia akan bertemu dengan Arsyan kembali, ia tak tahu.

Elise sudah mengikhlaskan Arsyan jika memang ini yang terbaik untuknya, tentu saja bukan hal yang mudah mengikhlaskan orang yang kita sayang untuk berpisah dari kita.

Begitupun Elise, ia hanya seorang gadis biasa, rasa belum rela ditinggal Arsyan masih sedikit tertanam.

"Jaga diri baik-baik di sana! Jangan pernah lupain aku," ucap Elise menahan air matanya.

"Iya, Lis. Kamu juga jaga diri baik-baik, ya. Doain aku sukses di sana," jawab Arsyan seraya memeluk Elise, tak dapat dipungkiri bahwa Elise tak bis menahan tangisnya. Ia juga manusia, yang tak rela jik ditinggalkan.

"Jangan nangis, dong. Jangan bikin aku kepikiran sama kamu di sana," ucap Arsyan mengelus puncak kepalanya.

"Belajar yang bener! 2 tahun lagi lulus, habis itu kuliah, deh."

Ia masih terus menangis di dekapan Arsyan, rasanya beras sekali harus melihat Arsyan pergi meninggalkannya.

"Elise..."

Elise melepaskan pelukannya, ia kini harus benar-benar merelakan Arsyan untuk pergi meninggalkannya. Mau tak mau, harus mau. Siap tak siap, harus siap. Begitulah keadaannya saat ini.

"Iya, maaf."

"Kalo kamu sayang sama aku, kamu enggak boleh nangis lagi setelah ini." Arsyan mengusap puncak kepala Elise.

"Ke minimarket, yuk. Kita beli es krim, take off pesawat masih satu jam lagi." Arsyan menggandeng Elise menuju minimarket terdekat.

Setelah 15 menit di dalam minimarket, Elise dan Arsyan berada di tempat duduk yang tersedia dari minimarket tersebut.

"Es krimnya kayak aku, ya. Dingin, tapi kamu cinta," ucap Arsyan saat mengingat kembali ucapan Elise tempo hari. Elise yang mendengar hanya menundukkan wajahnya yang merah dan malu.

"Jadi mantan ngeselin banget, sih!" protes Elise dengan kesal.

Mendengar kata mantan, hati Arsyan seperti ditusuk oleh duri mawar. Tak dapat dipungkiri bahwa ia juga belum rela harus putus dengan Elise.

"Oh, mantan, nih?"

"Iya, mantan!" ucap Elise meninggikan suaranya.

"Tersayang," lanjutnya lalu tertawa lepas, setidaknya beban Arsyan berkurang melihat Elise bisa tertawa lepas.

Setelah bersenda gurau, Arsyan kini benar-benar pamit untuk pergi ke Sydney.

"Nih, aku ada sesuatu buat kamu." Arsyan memberikan sebuah buku diary berwarna merah muda.

"Anggap aja ini aku, kamu bisa cerita tentang kehidupan kamu di sini. Nanti, kalau seandainya aku balik lagi, akan aku baca semua cerita hidup kamu." Arsyan tersenyum lalu memeluk Elise kembali.

Elise tersenyum, "Makasih, Syan. Jaga diri baik-baik di sana, take care mantan tersayang!"

Arsyan melepaskan pelukannya, untuk pertama kalinya, ia mengecup kening Elise. Membuat Elise terpaku dalam posisinya, Arsyan telah sukses membuat perpisahannya menjadi perpisahan yang paling sempurna di dalam sejarah hidupnya. Tak dapat dipungkiri bahwa semua rasa syukur

"Dah, sayang." Arsyan melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam pesawat.

***

Sudah hampir satu tahun, Elise menjalaninya hidupnya tanpa Arsyan. Menjalani hubungan asmara 9 bulan lamanya, bukan hal yang mudah yang harus secepatnya dilupakan.

Meski begitu, Elise tetap teguh pada pendiriannya, untuk tidak membuka hatinya.

Kini ia sedang berada di balkon kamarnya, menatap langit yang sama dengan Arsyan. Di balik hembusan angin malam, selalu terselip rasa rindu Elise pada sosok Arsyan. Walau bukan cinta pertamanya, Namum Arsyan sukses membuat hari-harinya penuh warna.

Kini Elise menjalani harinya seperti sedia kala, saat ia belum pernah sama sekali mengenal atau bahkan melihat Arsyan.

Hidupnya yang kelabu, hingga saatnya Arsyan datang untuk mengukir kisah dan mewarnai hidupnya.

Elise membuka buku tebal berwarna pink, ia mulai menulis untaian kata-kata. Menceritakan kisah hidupnya, dalam buku diary spesialnya.

Rabu, 23 November 2020.
Di bawah naungan langit malam.

Hari ini, diriku benar-benar bisa mengikhlaskan mu.
Dalam hati  tak pernah terbesit pemikiranku untuk melupakanmu atau semua kenangan kita.
Bagiku, perpisahan kemarin adalah perpisahan paling sempurna dalam sejarah hidupku.

Terima kasih, atas sekilas kenangan yang kau buat bersamaku.
Terima kasih, atas perhatian lebih yang kau berikan kepadaku.
Dan terima kasih, atas semuanya.

Mantan terindahmu, Elise :D

Setelahnya, Elise menutup buku tersebut. Dan disaat yabg bersamaan, secarik kertas jatuh tepat di dekat kakinya.

Ia membuka perlahan secarik kertas tersebut.

Teruntukmu, mantan terindahku.

Baik-baik di sini, ya. Jangan mikirin aku terus, inget, kamu bukan pacar aku lagi! Wkwkwk
Aku tau, aku ngangenin. Tapi ngangenin aku itu sakit, Lis.

Jangan lupa makan! Jangan sampe maag kamu kambuh! Jangan makan es krim terlalu banyak, jangan tidur terlalu malem, satu lagi, jangan mikirin aku, karena pasti aku enggak akan mikirin kamu :D

Kapanpun kamu baca ini, ingat, ada sebuah rindu yang selalu mengalir dalam diri aku untuk kamu.

Udah ah, aku bukan Dilan yang romantis. Aku Arsyan, mantan kamu.

Bye Elise!

Dari, Arsyan Aditya Wilson.

Setetes air mata menets pada kertas yang ia pegang, bersamaan dengan senyuman yang terukir indah di wajah cantiknya.

Ia sudah sepenuhnya merelakan Arsyan demi masa depannya, namun bukan berarti merelakan juga harus melupakan.

Arsyan tetaplah Arsyan, tetap menjadi sosok yang tangguh di dalam hidupnya. Tetap menjadi sosok sebagai poros acuan hidupnya untuk selalu bertahan di setiap keadaan.

Semesta memang adil, ia yang mempertemukan, ia pula yang memisahkan.

Dalam hati Elise selalu tersirat, bahwa hatinya ingin sekali dimiliki Arsyan seutuhnya. Menua bersama seraya membangun indahnya bahtera rumah tangga, dan biarkan hanya maut yang akan memisahkan mereka.

AKHIRNYA KELAR GAIS!! HAHAHAHA
MASIH TAHAP REVISI GAIS! MAU AKU RUBAH DI PART AWAL, KARENA DI SITU AKU BELUM NGERTI PENULISAN CERITA YANG BENAR😭😭😳😳

MAKASIH YANG UDAH SUPPORT AKUUU! TEMEN-TEMEN ONLINE AKUUU! PEMBACA SETIA CERITA AKUUU, SILENT READERS AKUU, POKOKNHA LOP YU PULL DAHHH😭😭😭

BUTUH SATU TAHUN KELARIN INI CERITA, GA NGERTI LAGI KENAPA MOOD NULIS SUKA BERUBAH-UBAH DULU😭😭😭

Oke gaes, aku capek😭

Make emot 😭 keterusan😭

INTINYA, MAKASIH BANYAK!!!😭

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang