Chapter 21

764 17 1
                                    

Kadang kala menyayangi juga harus merelakan.
***

Pertandingan basket telah selesai, SMA Harapan Jaya jauh lebih unggul dari SMA Nusa Bangsa. Jangan tanyakan siapa yang membuat semua ini lebih unggul, tentu saja kapten basket dari tim itu.

Elise menghampiri Arsyan, ia memberikan sebotol air mineral untuk Arsyan.

"Makasih Lis," ucap Arsyan.

"Ayuk sekarang ikut Elise ke kantin."

"Mau ngapain? Lo mau makan?"

"Itu ngompres luka memarnya, nanti kalo kenapa-kenapa gimana?"

Arsyan terkekeh, Elise sungguh lucu saat ini. Baru pertama kalinya Arsyan diperhatikan Elise seperti ini, sifat asli Elise yang khawatiran terlihat saat ini. Akhirnya mereka pun ke kantin, dan duduk dibangku kantin yang berada di belakang. Sepanjang perjalanan menuju kantin, Arsyan merangkul Elise hingga banyak tatapan sinis, iri, dan suka dengan kedekatan mereka.

"Tunggu sini sebentar," ucap Elise yang langsung melenggang pergi, tak lama kemudian membawa satu kantong plastik kecil es batu dan mengeluarkan sapu tangan berwarna pink nya. Ia kemudian mengompres luka memar yang ada diwajah Arsyan dengan hati-hati, agar Arsyan tidak merasa sakit.

"Emang semalem Kakak kenapa? Orang yang neror Elise bener ngehajar Kakak?" tanya Elise.

"Iya."

"Trus-trus?"

"Mereka bertiga, sementara gue sendiri. Akhirnya ya gue pasrah aja ditonjokin, mau ngelawan juga gak ada kemungkinan. Sampe akhirnya ada bapak-bapak yang neriakin, terus mereka langsung pergi."

"Maafin Elise ya, gara-gara Elise Kakak jadi yang kena."

"Yang salah bukan lo Lis, yang salah mereka. Gak punya kerjaan gitu, ngegangguin hidup orang."

"Oh iya, semalem Kakak liat mukanya? Ada yang Kakak kenal?"

"Enggak, mereka make topeng. Jadi gak keliatan mukanya."

"Ohh, udah selesai nih. Lukanya mendingan, udah gak terlalu parah."

"Udah? Cepet banget."

"Iyalah, anak PMR kerjanya cepet."

Arsyan terkekeh, "Oh iya, udah makan belum?"

"Belum."

"Ayok makan." Arsyan menarik tangan Elise ke pedagang makanan.

"Mau makan apa?" tanya Arsyan.

"Gak mau makan."

"Lah? Kenapa? Belum makan, kan?"

"Elise maunya eskrim."

"Iyaa nanti gue beliin, sekarang makan ya?"

"Gak mau makan, maunya eskrim."

"Ya makan dulu dong."

"Gak mau."

"Kenapa sih?"

"Lagi diet."

Arsyan tertawa terbahak-bahak, "Elise, justru kalo lagi diet gak boleh makan eskrim. Tambah gendut aja,"

"Elise ga gendut." Elise melipat kedua tangannya di dada.

"Gak gendut kenapa mau diet?"

"Pokoknya Elise gak gendut."

"Iya deh iya, gak gendut kan? Ya udah ayok makan."

Mereka berjalan menuju pedagang nasi goreng, kemudian ke kedai jus. Mereka asik memakan makanan yang mereka beli, tanpa ada rasa canggung sedikit pun. Seperti biasa, itu sebab Elise yang selalu mengoceh tentang kakaknya yang menyebalkan. Tiba-tiba, ada Tasya yang menghampiri mereka berdua.

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang