Chapter 34

653 19 0
                                    


***Warning!!! Ada banyak drama di sini HAHAHAHAHA***

"Elise! Sini!"

"Iya, bentar!" Elise langsung menuju kamar kakaknya saat kakaknya memanggil dan menyuruh untuk menghampirinya.

"Temenin gue ke rumah sakit, Lis. Dada gue sakit banget," ucap Mike sambil memegangi dadanya.

"Gue telepon Arsyan dulu bentar, biar dia yang anter kita. Gue enggak yakin lo bisa bawa mobil," ucap Elise lalu ia segera mengambil ponselnyabjuga menghubungi Arsyan.

"Halo, Lis. Kenapa?"

"Syan, bisa ke rumah gak? Kak Mike sakit, aku mau bawa dia ke rumah sakit sekarang, tapi enggak ada yang nemenin."

"Iya-iya, aku kesana sekarang."

Setelah teleponnya terputus, Arsyan segera menghampiri kakaknya yang masih berada di kamar mandi.

"Ayok, keluar dulu. Arsyan lagi arah kesini." Elise menuntun Mike untuk kembali ke ranjangnya.

"Awh, sakit Lis."

"Iya, Kak. Sabar, Arsyan bentar lagi sampe."

Tak lama, terdengar suara pagar rumah dibuka, Elise yakin itu adalah Arsyan.

Dan benar saja, Arsyan langsung menuntun Mike kebawah lalu membantunya masuk ke mobil.

***

"Lagian lo kenapa, sih? Nyoba-nyoba buat ngelakuin itu? Gue enggak suka lo jadi perokok kayak gini! Gue enggak bisa diem aja, Bunda sama Papa juga harus tau ini" Elise mengeluarkan ponselnya, Mike sudah berada di ruang inap. Sementara Elise masih geram dengan Mie lantaran suka merokok.

"Gue udah enggak pernah!"

"Enggak usah bohong! Kata Dokter, lo enggak bakal kayak gini kalau lo ga coba-coba lagi!"

"Gue mohon, jangan kasih tau soal ini ke Bunda sama Papa."

"Enggak, Kak! Bunda sama Papa harus tau ini, sebelum mereka terlanjur kecewa banget sama lo."

"Bunuh gue aja kalo gue, Lis."

Elise menghembuskan napasnya, "Kak, mereka harus tau..." Matanya memerah, ia bingung harus berbuat apa. Mengikuti kemauan kakaknya atau kembali ke tujuan utama.

"Gue tau ini salah gue, tapi gue mohon jangan kasih tau soal ini ke Bunda sama Papa."

"Biar ini jadi urusan gue sendiri, gue enggak mau ngerepotin mereka karena kesalaha gue sendiri."

"Gue enggak akan selalu minta pertolongan lo, biar ini yang terakhir."

"Gue selalu ada buat lo, pokoknya lo harus sembuh!"  ucap Elise, lalu mereka berpelukan. Saat-saat seperti ini Elise juga Mike akan selalu akur, terlebih saat diantara mereka sedang sakit yang serius.

"Makasih, Lis." Mike merenggangkan pelukannya kemudian melepaskannya.

"Bunda sama Papa kapan pulang?" tanya Elise seraya menghapus bekas air matanya.

"Masih lama, 2 minggu lagi."

***

"Arsyan, anterin aku." Elise meminta seraya memeluk lengan tangan Arsyan, mereka kini tengah berada di kantin rumah sakit. Arsyan menyuruh Elise agar mengisi perutnya.

"Kemana?"

"Minimarket, aku mau beli es krim." Elise meneguk jus strawberry-nya hingga tandas, kemudian ia banghit dari duduknya.

"Baru aja makan, nanti kalo gendut gimana?" tanya Arsyan kemudian ikut berdiri.

"Enggak apa-apa, aku kan udah ada kamu," ucap Elise dengan polosnya lalu pergi mendahului Arsyan.

"Udah bisa gombal ceritanya, nih? Mau aku gombalin?" tanya Arsyan menggoda Elise.

"E-eh! Enggak, ya! Aku enggak ngegombal, pengen banget digombalin!"

"Mau dong, siapa sih yang enggak mau digombalin sama pacar sendiri. Kamu juga mau kan aku gombalin?" goda Arsyan seraya menyeringai bak ibu tiri di serial film bawang putih dan bawah merah.

"Enggak tau, ah!"

Mereka sudah berada di minimarket yang letaknya masih dikawasan rumah sakit, sesampainya Elise langsung memilah milih es krim apa yang ingin dia beli.

Setelah semuanya sudah dirasa cukup, Elise menghampiri Arsyan yang kini sedang mengambil minuman bersoda di lemari pendingin.

"Ayuk, udahan. Kita balik ke kamar kak Mike," ucap Elise yang tengah kesulitan membawa es krim-es krim yang ia pegang tanpa menggunakan keranjang.

"Udah beli--" baru saja Arsyan ingin menyelesaikan perkataannya, matanya membelalak melihat banyaknya es krim yang Elise beli. Bukannya persediaan uang di kantongnya menipis, jika ia mengizinkan Elise membeli segitu banyak es krim sama saja ia mengizinkan Elise untuk sakit.

"Buat apa sebanyak itu??!!" tanya Arsyan terkejut saat melihat Elise membawa es krim sebanyak kurang lebih 8 buah es krim.

"Kamu juga! Tadi kan udah minum minuman bersoda? Kenapa beli lagi? Balikin ke tempatnya, enggak boleh sering-sering minum-minuman bersoda!" perintah Elise, ia juga tidak seperti mengaca dengan belanjaan dia saat inj.

"Kamu juga?! Udah gila makan es krim sebanyak itu?! Balikin ke tempatnya atau enggak usah beli?" kali ini Arsyan yang memerintahkan sekaligus mengancamnya.

"Ini enak--"

"Enggak, balikin."

"Enggak mau."

Arsyan menghembuskan napasnya, "Aku enggak suka dibantah, balikin."

"Enggak mau."

"Oke, aku balikin minuman ini, tapi kamu balikin es krim itu. Ambil dua aja, sisanya coklat kek, cemilan yang lain kek atau apa. Enggak es krim segitu banyak," perintah Arsyan lalu meletakkan kembali minuman bersoda yang tadi ia ambil.

"Ih, kok cuma 2? Kalo Kak Mike minta, gimana?!"

"Enggak, dia lagi sakit. Balikin cepetan," desak Arsyan, mau tidak mau Elise menuruti apa perkataan Arsyan dengan berat hati.

Mereka sudah berada di depan kasir, lalu melakukan transaksi. "Udah ini aja?" tanya Arsyan pada Elise yang sedang melipat tangannya di dada.

"Hm," jawab Elise singkat lali berlalu meninggalkan Arsyan yangasi di kasir.

"Pacarnya ngambek kenapa, Mas?" tanya seorang kasir perempuan.

"Ngambek." seperti biasa, Arsyan akan bersikap dingin pada siapa saja kecuali orang terdekatnya.

Setelah melakukan transaksi, Arsyan bergegas menghampiri Elise yang tengah teduduk di pinggir trotoar.

"Ngapain duduk di sini, sih? Kan di sana ada bangku, kalo diapa-apain sama orang gimana?" tanya Arsyan dengan sarkastik.

"Biarin."

"Ayo, sekarang ke kamar Kak Mike."

Makin ga jelas aja anjir ini cerita😭😭😭
Ya maap si, ini cerita pertama + enggak make outline. Tapi emang semua cerita aku enggak pernah pake outline sih :v

Oke, intinya thank u so much yang udah baca cerita terabsurd, terjelek, iyuh, cuih, pokoknya itu!
CERITA INI DIKIT LAGI KELAR, DAN MENINGGALKAN KEKESALAN KALIAN BACA CERITA INI 😬😬😬

Udah ah, capek.

Hope u like it!

Salam, gadis senja

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang