Chapter 22

744 19 1
                                    

***
Jangan pergi, tetaplah disini
***

Elise kini tengah menatap langit-langit kamarnya, ia memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia tak bisa hanya diam, dirinya sedang tidak aman saat ini. Ia sungguh sudah muak dengan semuanya.

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi tanda ada notifikasi masuk dari aplikasi berbentuk kotak berwana hijau itu.

Dina 💩

Lis
P
Lis
P
P
P

Hah?

Gawat Lis
Sumpah

Gawat kenapa?

Kak Arsyan masuk rumah sakit, tadi kak Sam mgasih tau gue

Hah? Serius lo??!!!
Dia kenapa?

Panjang ceritanya Lis, besok gue ceritain

Tak dapat dipungkiri, Elise kini sangat mengkhawatirkan Arsyan. Beribu pertanyaan tengah menghantui pikirannya. Mungkin malam ini, tidurnya tak tenang karena semua pertanyaan yg menghantui dirinyaa.

***
Pagi ini Elise terburu-buru untuk berangkat ke sekolah, mengingat akan kabar yang ia dapat dari sahabatnya. Elise ingin cepat-cepat sampai, dan ingin tahu kabar mengenai Arsyan yang kini tengah berada di rumah sakit.

"Buru-buru banget sih, ada apaan emang?" tanya Mike yang kini sibuk menyantap sarapannya.

"Gapapa, kata Dina Kak Arsyan masuk rumah sakit." Elise memasukkan makan siangnya ke dalam tas.

"Lah? Kok bisa?"

"Makanya itu, gue mau nanya juga ke Dina."

"Kok lo keduluan Dina sih?"

Elise menghembuskan napasnya, Kakaknya yang super kepo ini membuat Elise belajar akan pentingnya bersabar.

"Sepupunya Dina temennya kak Arsyan, udah cepet anterin gue." Elise beranjak pergi keluar rumah.

Elise kini tengah duduk sembari menatap ponselnya itu, Dina belum juga datang, mungkin karena Elise yang terlalu terburu-buru.

Tak lama Dina datang, dan langsung menarik bangku yang berada di samping Elise.

"Jadi, kenapa?" tanya Elise tanpa basa basi.

"Sabar bego, gak tau temennya lagi capek apa." Dina menurunkan tasnya, dan langsung duduk berhadapan dengan Elise.

"Kemaren Kak Sam bilang, Kak Arsyan dibantai lagi sama orang yang gak dia kenal. Untuk kronologi kejadiannya sih, gue gak terlalu tau," jelas Dina, kini Elise merasa amat bersalah, ia berpikir semua sebabnya karena orang yang menerornya beberapa hari lalu.

"Chat gue belum dibales sama Kak Syan sih." Elise menggigit bibir bawahnya.

"Ya mungkin keadaan dia belum stabil kali, Lis." Dina mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Gue ngerasa bersalah banget nih, gue yakin banget kalo yang bikin Kak Syan begini pasti orang yang kemarin neror gue," ucap Elise.

"Jangan suka nyalahin diri lo sendiri ah, ini kan emang bukan salah lo. Lagi pula orang yang neror lo aja yang gak ada kerjaan." Dina mengusap pelan punggung Elise, mencoba menenangkannya.

Tak lama, ada Sam yang datang menghampiri mereka berdua, "Lis, Arsyan mau kamu ke rumah sakit bisa?" Sam tahu, pasti Elise sudah tahu tentang kabar Arsyan yang kini tengah berada di rumah sakit. Pasti sebab sepupunya menceritakannya.

My Possessive CloseFriend [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang