Have fun, guys!
Sadarlah satu hal, bahwa tak selamanya tangisan akan berujung luka yang menyedihkan.
-Gadis Senja
***Perempuan bergaun putih itu baru saja keluar dari sebuah ruangan, sedari tadi dirinya sudah dinanti-nanti dengan keluarganya.
Elise Clarie Wilson, gadis cantik nan lugu itu kini sudah menghadapi masa pernikahannya. Gadis mantan anggota PMR itu kini sudah menjadi Designer handal di beberapa butik terkenal. Semakin dewasa hidupnya kian berwarna, apalagi dengan sang pujaan hati di sisinya.
Elise melangkahkan kakinya mendekati calon pendamping hidupnya sampai ia menua nanti, membangun sebuah rumah tangga yang dihiasi dengan canda tawa juga air mata. Tak lupa dengan suara tangisan anak-anaknya nanti yang akan menjadi ritme dalam hidupnya.
Arsyan Aditya Gribble, pemuda berbadan atletis yang sempat menjadi kapten basket itu sekarang sudah mencapai dipuncak kebahagiaan. Lelaki yang sukses menjadi CEO dimasa muda itu telah menemukan peneduh hatinya, setelah empat tahun lamanya berpisah, kini ia membalasnya dengan sebuah pernikahan.
Elise dan Arsyan, sepasang kekasih dengan ribuan rintangan yang sempat mereka lalui ini menunjukkan bahwa hidup penuh dengan lika-liku. Tak semuanya berjalan dengan mulus seperti apa yang diekspektasikan. Tapi sadarlah satu hal, bahwa tak selamanya tangisan akan berujung luka yang menyedihkan.
***
"Ami, Andla mau mamam akim!" ucap seorang bocah perempuan dengan rambut yang terikat dua, bocah itu terus meminta agar ibunya membeli es krim untuk dirinya.
"Tadikan Adek udah mam akim? Masa sekarang mau mam lagi, sih." Ibunya kini terlihat frustasi saat anak bungsunya itu terus merengek untuk minta dibelikan es krim.
"Tadi diminta cama Abang cama Akak, Ami!" Bocah kecil itu terus merengek seraya menghentakan kakinya tanda ia sedang merajuk.
"Adek main sama Kakak aja, ya? Tuh, Kakak lagi main, samperin sana."
"Enggak mau, Ami! Andla mau akim, Amii!!"
"Princess mau apa?" ucap laki-laki berbadan kekar tersebut, ia lalu berjongkok untuk mensejajarkan diri pada anak perempuannya.
"Tuh, Mas. Anaknya, ngerengek minta es krim terus, baru juga sembuh."
"Ya ini sifat siapa dulu? Kamu, kan? Enggak usah protes dong berarti."
"Urus deh, Mas. Aku mau lanjut masak dulu."
"Api! Andla mau mam akim." Anak kecil itu terus menghentakan kakinya, kini ia justru menangis.
"Iya, iya. Adek mau beli es krim apa? Nanti kita beli, ya. Sekarang Adek ke Kakak dulu tuh, lagi main. Tunggu Abang pulang les, nanti kita beli, ya?"
Mendengar ucapan sang ayah, anak kecil tersebut langsung tersenyum dan menghampiri kembarannya yang kini sedang bermain bola basket mini di halaman belakang.
"Akak!" panggil Xandra pada kembarannya.
"Apa?" jawabnya singkat.
"Nanti Andla mau beli akim, dong! Akak enggak boleh bagi!" ocehnya, sementara kembarannya hanya fokus pada bola basket kecil yang sedang dimainkan.
Alex dan Xandra, kembar tidak indentik ini mempunyai sifat dan karakter yang mirip sekali seperti kedua orang tuanya.
Tak jarang mereka bisa akur dan bermain bersama, mungkin hanya beberapa menit mereka bermain bersama, selebihnya adalah selalu saja memperebutkan apa yang mereka sama-sama inginkan.
ENDING GAES! FINALLY! JANGAN LUPA BERIKAN DUKUNGANMU DENGAN CARA MEM-VOTE YAA! LOVE U, THANK U, AND SEE U!
-Gadis Senja

KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive CloseFriend [COMPLETED]
Novela Juvenilgadissnj©copyright2019 ***WARNING!! Terdapat bahasa kasar, harap bijak dalam membaca*** -FIRST STORY BY ME, MAAF BILA ADA SALAH KATA MAUPUN TANDA BACA- Lelaki berdarah Australia-Indonesia itu mempunyai sikap cuek nan dingin, namun sikap itu tak memb...