dua belas

187 14 0
                                    

Setelah ke pulangan arsya, mei segera bergegas menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sangat lelah.

Saat sudah sampai dikamar mei, mei segera membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya. Hari ini suasana hati mei sedang tak karuan
di satu sisi dia sedih karna sudah berjanji tak akan mengganggu kehidupan juli lagi, tapi dilain sisi ia juga merasa bahagia karna memiliki sahabat baru yaitu arsya.karna terlalu larut dalam pikiran rumitnya, mei perlahan-lahan mulai terlelap memasuki alam mimpinya.

Matahari mulai tenggelam, sore berganti malam. tapi gadis yang sedari tadi terlelap masih enggan untuk membuka matanya, hingga suara ketukan pintu berhasil mengusik tidur nyenyaknya.

Tok..tok...tokk...

"Mei bangun sayang,makan malam udah siap."teriak kanaya bunda mei dari depan pintu kamar mei.

"Kalau gak bangun dalam waktu lima menit, gaada jatah teh kotak selama satu bulan."ancam kayana lagi.

Saat mendengar ancaman kanaya bundanya tentang teh kotak, dengan sigap mei segera bangun dan berlari menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. ancaman teh kotak memang paling ampuh untuk mei, karna bagi mei tidak ada teh kotak barang satu hari saja bagaikan hidup tidak ada gairah.

Hanya butuh waktu sebentar bagi mei untuk membersihkan diri, setelah selesai mei pun segera keluar kamar sedikit berlari menuju ruang makan. Saat sudah sampai di ruang makan seketika gerakan mei mendadak berhenti, ketika melihat lelaki paruh baya yang sedang tersenyum kearahnya. untuk memastikan apakah itu orang yang selama sebulan ini ia rindukan atau bukan, mei segera mengerjapkan matanya beberapa kali saat sudah dirasa benar mei berteriak.

"AYAH KOK GAK NGABARIN KALO PULANG"teriak mei sambil berlari.

"Biar surprise sayang"jawab keanan ayah mei, dengan senyum yang merekah.

"Ah gak asik"rajuk mei.

"Gak kangen ayah nih?"

"Gak."

"Gak mau peluk?"

"Gak."

"Gak mau teh kotak?"

"Gak."Setelah mengatakan itu secara spontan, mata mei terbalak.

"Yakin?"

"Ya enggak lah, yah. mei kangen ayah toyib kok"ucap mei, diiringi candaan dan cengengesan khasnya.

"Sini peluk"kata keanan sambil merentangkan tangannya. mei pun segera berlari kearah keanan dan memeluknya dengan erat, jangan heran kalau sikap mei terlalu berlebihan. bagaimana tidak ayahnya ini jarang sekali pulang karna selalu bertugas diluar kota, bahkan keluarga mei saat ayahnya tak pulang seperti bang toyib sudah mirip family di cover kaleng konghuan. Hanya ada Ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan sama persis bukan?

"Udah dulu kangen-kangenannya, kita makan dulu sekarang."ucap bunda yang sedari tadi hanya memperhatikan drama suami dan anaknya ini.

Setelah bunda berbicara seperti itu semua pun segera memakan-makanannya masing-masing dengan hening, hanya suara sendok dan garpu yang sesekali beradu memecahkan keheningan. Makan malam telah selesai, mei beserta yang lainnya terlebih dulu kumpul diruang keluarga untuk mengobati rasa kangen mereka terhadap keanan ayahnya.

meiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang