tiga puluh enam

90 2 0
                                    

Pagi hari ini sangat cerah, matahari tampak bersinar indah, tapi menyebalkan bagi sebagian murid. Karna pagi hari senin ini di awali dengan upacara bendera, hufttt menyebalkan.

Dengan kemageran tingkat akut, mei dengan ogah-ogahan bersiap untuk ke sekolah. Selesai bersiap ia segera menuruni anak tangga satu persatu, menunju meja makan.

Senyum manis terbit di wajah mei, kala mendudukan diri di kursi samping juli.

"Selamat pagi tante." Sapa mei dengan senyum sopan.

"Pagi juga cantik." Sapa balik kaira.

Juli menaikan alisnya. "Gua ga di sapa ni."

"Biasa juga kalo di sapa malah marah-marah." Gumam mei pelan yang masih terdengar juli.

"Itukan dulu." Sewot juli.

"Yaudah, nih." Ucap mei kesal.

"Selamat pagi kulkas berjalan." Lanjut mei dengan senyum yang dipaksakan.

"Selamat pagi juga bocil." Balas juli yang di hadiahi injakan sepatu oleh mei.

"Mau sarapan nasi goreng atau roti mei?" Tanya kaira.

"Mei mau roti selai keju susu aja tan." Jawan mei dengan mata berbinar.

Kaira mengangguk, seraya membuatkan roti untuk mei. "Kalo kamu mau apa?" Tanyanya pada juli.

"Roti kayak biasa." Jawab juli singkat, yang langsung di buatkan oleh kaira.

Merekapun sarapan dengan hening dan khidmat, hingga tak berapa lama kemudian sarapan pun selesai.

"Mah berangkat." Ucap juli singkat seraya menyalimi punggung tangan kaira.

Begitu pula dengan mei yang ikut berpamitan. "Tante mei berangkat sekolah dulu ya."

Kaira tersenyum. "Iya, kamu bareng aja sama juli mei."

Mei gelagapan. "Anu ah gausah tan ngerepotin hehe."

Dahi kaira bergelombang. "Kalian kan satu sekolah, satu tujuan juga."

'Iya satu rumah, satu sekolah, satu tujuan, cuman ga satu hati aja yang beda.' Ujar mei dalam hati.

"Juli kamu berangkat bareng sama mei." Mutlak kaira yang membuyarkan lamunan mei.

"Eh..gapapa kok tante gausa mei bisa kok naek ojek." Panik mei takut juli marah.

"Iya mah." Sela juli seraya menarik tangan mei ke luar, mei yang kaget pun hanya terdiam berusaha mencerna semuanya.

Hingga di depan pintu ia sadar kembali, sebelum benar-benar menghilang dibalik pintu mei berteriak. "Assalamualaikum tan, maaf mei lupa salam."

🐳🐳🐳

Mobil putih milik juli sudah terparkir dengan rapih, di parkiran SMA Garuda. Keduanya bersamaan turun dari mobil, dan berjalan beriringan menuju kelas. Meskipun awalnya mei tampak ragu, karna pasti mereka akan menjadi sorotan para murid.

Dan benar saja dugaan mei tadi, karna sekarang ia tengah menjadi sorotan para murid, dengan juli yang berjalan di sampingnya. sudah seperti artis dadakan saja, pikir mei.


'Eh anjir demi apa itu si mei bareng sama juli?'

'Fix juli kena pelet.'

'Gue ga rela anju, gue kan fans juli jesi garis keras.'

'Ga cocok banget.'

'Iya ga banget.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

meiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang