lima belas

114 5 0
                                    

JULI POV'ON

'Sial,kesiangan gue' ucap gue dalam hati saat melihat gerbang sekolah yang menjulang tinggi sudah tertutup dan terkunci rapat.

"Shit,kenapa mesti ada tu cewe sih"gerutu gue saat melihat seseorang yang belakangan ini sering mengganggu gue saat gue sudah ada di sebelahnya dia masih ga sadar.
bodo amat dah peduli setan gue sama tuh cewe.

"Bodoh"Maki gue saat si gadis bodoh yang berdiri disebelah gue ini, menendang botol air mineral yang masih ada isinya, dan alhasil menyebabkan isinya menyiprat mengenai sepatu yang ia kenakan.setelah mendengar desisan gue mei pun menoleh dengan wajah terkejut lalu bertanya.

"Kamu ngomong sama siapa?" Tanyanya mei dengan bingung.

"Eh maksudnya lo ngomong sama siapa?"Ralat si gadis bodoh itu lagi.

"Sama gantungan tas lo" Dengus gue dengan kesal karna kepolosannya yang menyebabkan ia terlihat dungu.

"Oh sama pizza"ucapnya sembari mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti.

"Bener-bener kurang seons otak tuh cewe" gumam gue pelan nyaris tak terdengar.

'Frustasi gue lama-lama ngomong sama nih cewe' pikir gue dalam hati.

"Lo ngomong bahasa alien ya?" Tanya mei dengan polosnya.gausa diladenin, mending gue diemin.gaada beresnya kalo diladenin terus,yang waras ngalah aja dah.

setelah beberapa menit pertanyaannya tidak di respon oleh gue, mei pun segera mengalihkan pandangannya kedepan lagi, seraya melamun gue jadi ngeri sendiri takut dia kerasukan hhah. setelah cukup lama dia melamun dia pun segera pergi menaiki motor meticnya berbalik arah,cewe gila itu lah yang ada di pikiran gue tapi dengan bodohnya gue penasaran dengan apa yang akan cewe bodoh itu lakukan. Gue pun segera mengendarai motor gue, dan menyusul mei yang ternyata baru gue ketahui akan ke WB sepertinya.

Saat sudah sampai di WB, gue bersembunyi di balik pohon besar dan rindang untuk menutupi tubuh gue. ternyata banyak banget anak-anak brandalan yang masih pada nongkrong-nongkrong sambil merokok dan sesekali memakan gorengan yang tersedia di atas meja.

Dari balik pohon ini gue perhatikan mei sedang berinteraksi dengan dua orang, yang gue yakinin sepertinya masih seangkatan dengan gue.samar-samar dapat gue dengar, kalo si gadis bodoh itu nekat pengan manjat gerbang belakang.

'Gila tuh cewe uji nyali kali ya'batin gue.

Dari balik pohon gue dapat liat kalo sekarang mereka sedang duduk-duduk santai di bangku kayu panjang yang disediakan di WB.

"Ngapain juga gue ngikutin dia, peduli setan dia mau mati juga bodo amat dah."argumen gue saat menyadari tingkah bodoh gue yang membuang-buang waktu, dan segera kembali ke gerbang depan untuk menunggu upacara selesai.

JULI POV'OF

Sambil menunggu upacara selesai, mei pun duduk dulu bersama duo D sambil sesekali menyomot gorengan yang ada di depannya.

'Lumayan buat ganjel cacing-cacing'pikir mei saat memakan gorengannya apalagi tadi pagi ia tak sempat sarapan.

Saat sedang asik dengan makanannya tiba-tiba suara seseorang mengalihkan fokus mei dari makanannya.

"Eh ada dd emesh"ucap seseorang yang baru saja duduk di sebelah mei.

"Elah lu pagi-pagi udah ketemu kutil, ganggu gue mulu lo." Sahut mei seraya memutar kedua bola matanya malas.

"Ah dd kok gitu sama babang judes" Rajuk orang itu yang tak lain adalah arsya.

"Bacot dah sya ngomong sekali lagi gua sumpel pake kaos kaki gue lo." Desis mei.

Belum sempat arsya membalas perkataan mei, dino segera memotong percakapan mereka berdua.

"Woi bocil cepetan, udah mau beres nih keknya aman." Ucap dino yang diangguki dito.

"Iya iya bawel ah lo pada."Sinis mei.

Mei pun segera berdiri dari duduknya dan segera berjalan perlahan mendekati tembok pembatas yang menjulang tinggi.

'Buset tinggi juga, bisa ga ya. bodo amat ah ngadepin juli aja bisa, yakali manjat gini doang kaga. aish juli lagi, udah ah move on' batin mei berargumen.

"Heh duo D kok ada anak paud disini"ucap rifqi sebari diiringi Kekehannya.

"eh ada bang iki kakak kelas mei ter item"Sinis mei.

"Eh santai dong kaya di sate"balasnya.

"Udah-udah cepetan nanti keburu ada guru."Lerai dito.

"Tau tuh bang iki bikin kesel aja."gerutu mei. "Ngomong-ngomong cara naeknya gimana ya?"tanyanya lagi dengan wajah polosnya.

"Heh bocil ogeb, nih udah gue pinjemin tangga ke si babeh, kurang bae apa gue sebagai temen."Jelas dino.

"Aduh jadi terhura mei, makasih ya sayang-sayangku."goda mei seraya mengerlingkan matanya.

"Gausa banyak cingcong lo cepetan gue pegangin."Potong dito.

"Biar gue aja yang pegangin"ujar dua orang bersamaan. Semuanya pun langsung menoleh ke arah dua orang yang berbicara termasuk mei.







Jangan lupa vote and komen ya hargai author tq.

meiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang