tiga puluh

153 8 0
                                    

Sorakan nyaring serta senyum sumringah terlihat dari para siswa-siswi, ketika mendengar suara bel yang berbunyi nyaring menandakan waktu istirahat.

"Kantin yu...anak gua butuh asupan." Ucap irish yang sudah berdiri di samping meja mei dan jesi.

"adel kemana ya rish ga masuk?" Bukannya menjawab, mei malah balik bertanya.

"Oh ada urusan keluarga, kan minggu kemarin dia bilang noh di grup." Jawab irish.

"Astagfirullah gua lupa heheh" Ujar mei yang di hadiahi putaran bola mata oleh irish.

"Aelah dasar bocil pikun, ayo ah ke kantin." Ujar irish seraya menarik pergelangan tangan mei.

Sebelum benar-benar keluar dari kelas, mei menoleh kembali ke dalam kelas dan berteriak. "Jesi ikut ga ke kantin?"

"Gua nyusul bentar, lo duluan aja." Jawabnya tak kalah nyaring.

Sebelum mei membalas lagi irish pun segera berjalan cepat, dengan tangan yang masih menarik pergelangan tangan mei. Mei yang di tarik pun hanya bisa pasrah, apalagi sekarang ia sedang malas berdebat.

Sesampainya mereka berdua di depan pintu kantin, irish segera berucap.  "Gua yang pesen, lo yang cari tempat ya mei." Tanpa menunggu persetujuan mei, irish pun segera melangkahkan kakinya menuju stand penjual makanan yang akan ia beli.

"Rish tiga ya, jangan lupa jesi." Ujar mei sebelum irish menjauh, dengan sedikit keras karna suasana kantin yang ramai, ralat sangat ramai.

"Penuh banget lagi anjir." Gerutu mei seraya mengedarkan pandangannya menyusuri setiap sudut kantin, hingga tatapannya berhenti pada manik mata berirish tajam milik seseorang.

calm mei sadar, lo ga boleh lemah. batin mei berteriak.

"Bocil....kok lo masih berdiri di situ si, mau jadi miniatur pintu kantin lo?" Pekik irish dari stand penjual bakso, membuyarkan lamunan mei.

Saat melihat salah satu meja yang kosong mei pun segera berjalan kesana, tidak lama kemudian di susul oleh jesi yang langsung mendudukan dirinya di hadapan mei. Serta irish yang baru saja datang membawa nampan, yang berisi tiga mangkuk bakso serta es jeruk pesanan mereka bertiga.

"Nih nyonya-nyonya, silahkan makan." Cibir irish seraya meletakan nampan di atas meja.

"Terimakasih babuku." Balas mei dengan cengiran bodohnya yang di balas pelototan oleh irish, dan mereka bertiga pun segera memakan makanannya masing-masing di iringi obrolan ringan yang sesekali membuat ketiga gadis itu tertawa.








Note//

Maaf ya jarang update dan makin kesini makin ga seru huhu maapkeun diriku yang otak dan kadar kehaluannya menurun :(

Doain aja semoga ke-haluan akut aku kembali biar cepet selesai ini story hwhwh dah lah jangan panjang-panjang cape.

Jangan lupa follow, vote, dan komen ya hargai author tq.



Salam aks, mping mantan pacar rizky nazar.

meiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang