"WOIII BOCIL BANGUN LO ILER NOH KEMANA-MANA." Teriak irish menggelegar seraya menggebrag meja mei, yang sedang tertidur pulas. Mei yang mendengar teriakan pun langsung terkejut, dan terbangun dari tidur pulasnya.
"Eh ibab, gausa teriak-teriak ini sekolah bukan hutan." Maki mei.
"Mau Balik ga lo?" Tanya irish tanpa peduli makian mei sebelumnya.
"Lah emang udah boleh pulang?" Tanya mei balik, dengan wajah polos bercampur bingungnya, yang dihadiahi jitakan manis oleh irish di dahinya.
"Dari setengah jam yang lalu oneng, gue nungguin lo, pulang cepet. Tapi lo malah tidur nyenyak." Gerutu irish.
"Adel sama jesi mana?"
"Si adel udah balik tadi di jemput, kalo si jesi mana ketehe." Terang irish.
"balik bareng si juli kali." Lanjutnya.
"Oh"
"Kok lo spj sih, gue salah ya mei?" Tanya irish hati-hati.
"Terus gue harus ngerespon apa?nangis-nangis? atau teriak-teriak biar mereka ga balik bareng?" Tanya mei seraya memutar kedua bola matanya malas, dan segera bangkit kemudian melangkah keluar kelas.
"WOI BOCIL GATAU DIRI UDAH DITUNGGUIN MALAH NINGGALIN AH MATI AJA LO BOCIL." Teriak irish menggelegar di sepanjang koridor yang sepi, seraya berlari mengejar mei yang sudah lebih dulu meninggalkannya.
"Hoshh...hosh..hoshhh....." Deru nafas tak teratur, terdengar saat irish sudah berada di samping mei.
"Mau lahiran bukan rish?" Tanya mei polos.
"B...eg..o" Desis irish terengah-engah, karna masih mengatur nafas.
"Lo balik naek apa?" Tanya irish saat nafasnya sudah teratur.
"Angkot maybe." Jawab mei sekenaknya.
"Anjrit, motor gue ada di WB bekas tadi pagi lupa." Lanjutnya seraya menepok jidat.
"Otak dapet hasil giveaway gitu ya mei?" Cibir irish yang dihadiahi pelototan oleh mei.
"Cepet masuk mobil kita ke WB" Ucap irish dan langsung memasuki mobilnya, disusul oleh mei yang juga memasuki mobil irish.
Tidak butuh waktu lama, untuk mobil yang dikendarai irish sampai ke WB, yang jaraknya sangat dekat dengan sekolah. Setelah mobil irish terparkir dengan sempurna tepat di samping WB, berjajaran dengan motor anak-anak yang masih nongkrong, termasuk motor mei.
"Eh bang iki" Panggil mei, pada salah satu kakak kelas yang ia kenal.
"Eh kancil balik lagi, ada apa?" Tanyanya yang dihadiahi dengusan kasar mei.
"Gajadi, ngobrol sama bang iki bikin darah gue naik." Ketus mei dan langsung menghampiri babeh, di warungnya. Sedangkan irish, masih setia mengekori mei tanpa banyak bicara.
"Beh makasih ya udah mau jagain motor mei, mei pamit pulang ya beh." Ucapnya, seraya menyalimi punggung tangan keriput babeh. Ya, beginilah kebiasaan anak-anak yang nongkrong di Warung Babeh, selalu menghormati babeh layaknya babeh kandung.
"Irish juga pamit pulang beh." Lanjut irish, bergantian menyalimi punggung tangan babeh.
"Aduh, si eneng gelis mbung calik hela? kadenya dijalan." Jawab babeh yang diangguki oleh mereka berdua. Dan segera kembali ke kendaraan masing-masing setelah berpamitan pada babeh.
"Kancil sama irish mau pulang? cepet amatan baliknya lo bedua perasaan baru aja dateng." Ucap bang iki saat melihat mei sudah berada di dekat motornya.
"Suka-suka gue lah sewot mulu idup lo sama gue." Dengus mei yang langsung memakai helmnya, dan menaiki motornya untuk bergegas pergi.
"Mei gue ke rumah lo ya, gabut di rumah sendiri." Kata irish tiba-tiba, sebelum mei hendak pergi dengan motornya.
"Yaudin ayo."
Mereka berdua pun segera meninggalkan WB menuju rumah mei, dengan kendaraan masing-masing. mei dengan motor maticnya, dan irish dengan mobil merahnya. Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke rumah mei, kini kendaraan mereka berdua sudah terparkir rapih di rumah mei.
"ASSALAMUALAIKUM NDA ANAK NDA YANG CANS NAN IMUT UDAH PULANG" Teriak mei alay, sangkin alaynya membuat irish yang berada di sebelahnya menutup kuping karna teriakan serta mulutnya karna kalimat alay secara bersamaan berlagak muntah.
"Waalaikumsalam, ini rumah bukan hutan mei." Jawab bunda, yang baru keluar dari arah dapur.
"Eh...ada tamu, ayo masuk."lanjutnya saat menyadari kehadiran irish di samping mei dan langsung disambut ramah irish pun langsung menyalimi tangan kanaya.
"Ketika anak kandung tersingkirkan." Sindir mei saat sang bunda berjalan masuk menuju ruang tamu bersama irish, sedangkan mei mengekor dibelakang.
"Loh mei belum ganti baju?" Tanya bunda, saat melihat mei masih mengenakan seragam lengkapnya.
"Baru inget ada mei disini ya bun." Desis mei.
"Tau aja" Jawab bunda diiringi kekehan.
"Kamu ganti baju gih, bunda bawain teh kotak sama cemilan nanti." Lanjutnya.
"Siap 86 komanda" Jawab mei dengan semangat, dan segera berlari menuju lantai dua letak kamarnya untuk bergegas ganti baju.
Sedangkan di ruang tamu, irish dan bunda mei yang melihat tingkah ajaib mei hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Kanaya aka bundanya mei pun segera ke dapur, untuk mengambil beberapa cemilan dan teh kotak tentunya.
"Mei beruntung banget, punya mamah yang asik." Gumam irish seraya menyunggingkan senyum tipisnya, hingga suara seseorang mengejutkannya.
"Assa...lam..ualaikum." Ucap seseorang yang baru saja datang dengan terbata, karna melihat irish yang sedang duduk di ruang tamu rumahnya.
"Loh juna?" Kaget irish dengan mata terbalak, belum sempat juna menjawab, kanaya sudah lebih dulu kembali ke ruang tamu.
"Loh abang sudah pulang?" Tanya kanaya.
"Iya nda." Jawab juna, dan segera menghampiri sang bunda yang baru saja meletakan nampan di meja, kemudian menyaliminya.
"Loh udah pulang lo bang?" Kaget mei saat baru saja turun dari lantai dua.
"Udah lah, ini buktinya gue ada disini." Sewot juna, sedangkan mei hanya mengedikan bahu dan segera menghempaskan bokongnya di sofa sebelah irish.
"Bunda ke dalam dulu ya, abang jangan lupa ganti baju." Pamit kanaya.
"Mei..."
"Iya..iyaa..lo gausa nanya gue paham juna abang gue." Dengus mei saat menyadari akan ada sesi introgasi.
"Anjir serius?" Tanya irish.
"Dua rius malah" Jawab mei malas.
"Gausa banyak tanya, gue mau ke kamar. cape mau rebahan, ikut ga lo?" Lanjutnya, dan kemudian membawa semua cemilan beserta teh kotak ke kamarnya. Yang berada di lantai dua, diikuti oleh irish di belakang, sedangkan juna sibuk sendiri dengan ponselnya.
Jangan lupa vote and komen ya hargai author tq.
KAMU SEDANG MEMBACA
mei
Teen Fictionini cerita tentang seorang meikayla.gadis ceria berbadan mungil yang mempunyai mimpi bisa menaklukan seseorang berhati dingin. who?julian. ya julian saputra, atau yang kerap di sapa juli. apakah kalian percaya jika mei bisa menaklukan juli si cowo b...