tiga belas

139 9 1
                                    

Setelah mei memutuskan untuk nge chat sesorang itu, yang tak lain tak bukan adalah juli. Mei segera membuka room chatnya dengan juli, dan segera mengetik.

Meikayla.p:  P

Setelah mengirim pesan itu, mei menggigit bibir bawahnya. ia yakin Juli pasti tak akan membalas pesannya, selang beberapa mening ternyata dugaan mei salah. Juli membalasnya.

Juliansyah.p: ap?

Meikayla.p: gue mau tanya boleh ga?

Juliansyah.p: tnya ap?

Meikayla.p: lu kenapa benci sama gue?

Juliansyah.p: bnci dri mn?tau dri mn?

Meikayla.p: dari sikap lu aja udah nunjukin banget

Juliansyah.p: lu blm terlalu knl sma gue jdi gk ush sotoy.

Meikayla.p: yauda gue pengen kenal deket sama lu

Juliansyah.p: janji lu wktu tdi dirmh gue gk bisa di cabut.

Meikayla.p: yauda deh, tapi lu gak benci sama gue kan?

Juliansyah.p: Ga.

Meikayla.p: kalo ngga kenapa kalo gue chat lu suka gak di bales?

Juliansyah.p: gak suka ada notifications.

Meikayla.p: aneh,btw lu lagi apa?

Juliansyah.p: lg chatan.

Meikayla.p: katanya gak suka ada notifications

Juliansyah.p: Klo sama dia mah bda lg.

Jleb....
Tanpa aba-aba cairan bening mulai mengalir melalui pelupuk mata.satu kata lima huruf yang bisa mendefinisikan perasaan mei sekarang ini, sakit. Bahkan sangat sakit, hatinya seperti tercabik-cabik.dengan suasana hati yang tak karuan mei segera mengetik kembali balasan pesan Juli.


Meikayla.p: hebat ya dia bisa luluhin lu hhe

Meikayla.p: kalo udah jadian Jangan lupa traktirannya ya

Juliansyah.p: ok.


Cukup sudah mei sudah tak sanggup jika harus terus berpura pura mendukung, nyatanya hati mei begitu sakit ketika juli membicarakan cewe lain dalam obrolan mereka. Tak ingin terlihat lemah mei segera menghapus air matanya, perlahan kakinya melangkah menuju balkon kamarnya. Saat sudah sampai dibalkon kamarnya, mei dapat melihat dengan jelas bulan dan bintang yang saling bersaing memper indah dan terang langit malam yang gelap.

Pandangan mei fokus pada salah satu bintang yang paling terang malam ini, entahlah mei berpikir kalau bintang itu adalah juli. indah dan terasa dekat, tapi sangat sulit untuk digapai. Saat mei sedang melamun, suara seseorang dibelakang mei membuyarkan lamunannya.

"Hei...udah malem kok masih di luar?"ujar seseorang itu.

"Lagi cari udara seger aja bang" Jawab mei tanpa memalingkan tatapannya dari langit.

"Halah alesan mulu lo,lagi galau kan lo." Tebak juna tepat sasaran, yup orang itu adalah juna yang tak lain tak bukan abang mei sendiri.

"Sotoy lo kaya dukun" Elak mei.

"Liat sini mei,tatap gue."ujar juna sambil berusaha memalingkan wajah mei dari langit.

"Apasih ah bang ganggu mulu, pengen banget ya di tatap sama cecan haha"jawab mei diiringi kekehan di akhir kalimatnya.

"Gue serius mei"kata juna dengan nada datar yang langsung membuat mei mengalihkan pandangan dari langit ke arah bang juna.
Tatapan mereka beradu sesaat hingga cairan bening mulai mengalir dari kedua bola mata mei yang indah hingga memutuskan aksi tatap-tatapan mereka.

"Jangan nangis" Ujar juna dengan lirih. bukannya berhenti tangis mei justru pecah,dengan segera juna membawa mei kedalam dekapannya.

"Shutt..udah tenang ada abang disini"lanjut juna.

"Bang mei mau tanya boleh?"tanya mei dengan nada serak dan hanya diangguki oleh juna.

"Apa mei ga pantes bahagia bang?"tanya mei sambil berusaha lepas dari dekapan juna dan menatap abang sematawangnya itu.

"Semua orang berhak bahagia mei entah itu sekarang atau pun nanti ada waktunya" Jawab juna dengan senyum menenangkan diakhir kalimat.

"Tapi kenapa yang mei dapet selalu kesedihan bang? abang tau kan mei berjuang mati-matian selama ini cuman untuk terlihat ada di mata juli, tapi apa sebegitu gak dianggap kah mei sama juli, sampai pada saat mei memutuskan untuk berhenti berjuang juli seneng."ujar mei terdengar pilu, disertai dengan air mata yang mulai mengalir di kedua pipinya serta senyum miris.

"Mei denger abang, mungkin bukan saatnya kamu bahagia bisa aja besok atau kapan pun nanti yang penting kamu harus yakin kalo kamu pasti bahagia suatu saat nanti dan bisa aja juli bukan jodoh kamu."jelas juna dengan tegas.

"Udah gak usah terlalu dipikirin mending sekarang kamu tidur ya" Lanjut juna yang dihadiahi anggukan oleh mei.






Jangan lupa vote and komen ya hargai author tq.

meiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang