5. Dibalik Sikap Dingin

3.1K 82 2
                                    

Happy Reading......

"Sampai disini dulu penjelasan dari ibu. Jangan lupa tugasnya dikumpulkan minggu depan. Silahkan kembali ke rumah masing - masing. Ibu akhiri, wassalamualaikum," ucap Bu Sandra mengakhiri pelajaran.

"Waalaikumsalam bu," jawab seluruh siswa serentak.

Setelah mendengar perkataan itu, mereka pun bergegas mengemasi peralatan belajar yang digunakan untuk segera pulang dan tidur. Hal ini karena Fullday yang sangat melelahkan dan terpaksa harus pulang jam setengah 4.

Abang : Vel, sorry gw gak bisa jemput lu, gw ada bimbingan buat skripsi.

Sebuah pesan singkat yang membuat dahi Celine berkerut. Ternyata, Vareel tidak bisa menjemputnya hari ini. Tentu saja, Celine harus menaiki angkot untuk sampai ke rumahnya.

"Cel, lo pulang bareng siapa?" tanya Zahra saat mereka berjalan pulang.

"Nggak tau nih, abang gua gak bisa jemput hari ini," balas Celine diikuti senyum pasrah.

"Oh gitu, sorry ya gua nggak bisa nganterin lo. Gua disuruh pulang cepet sama nyokap, soalnya katanya dia lagi sakit," ucap Zahra, lalu menoleh ke arah Celine untuk memastikan dia tidak apa-apa.

Celine tersenyum. "Iya gapapa Ra, santai aja." Tentunya, ia tak akan tega merepotkan sahabatnya demi kepentingan pribadi.

"Yaudah kita duluan ya?" pamit Jessy, lalu pergi menggandeng Zahra menjauh.

Celine mengangguk lalu tersenyum. Ia hanya bisa menatap punggung kedua sahabatnya dari kejauhan.

Sekedar info, Jessy & Zahra memang kerap kali pulang bareng karena letak rumah mereka di komplek sama, yaitu komplek Melati.

Celine mau tak mau harus naik angkot untuk pulang. Gadis ini mulai berjalan ke luar sekolah untuk menunggu angkot datang. Ia memilih berdiri di depan gerbang sekolah, karena memang saat itu halte bus sedang ramai. Terpaksa, Celine harus berdiri ditengah cuaca panas yang hadir sore ini.

15 menit

Mungkin angkotnya masih dijalan

30 menit

Ah!! Mana sih angkotnya, lama banget

45 menit

Yeah! Akhirnya dateng juga

Akhirnya setelah menunggu kurang lebih 45 menit, kendaraan beroda 4 ini pun datang. Dengan raut wajah bahagia, Celine berjalan mendekat ke angkot itu.

Semua siswa yang ada di situ pun berebut untuk masuk. Namun, gadis ini lebih memilih untuk mengalah dan menunggu sampai semua naik ke dalam angkot, lalu masuk terakhir kali saat sudah sepi.

Namun, keberuntungan tidak berada di pihak Celine. Tanpa disadari, angkot telah sesak dipenuhi oleh siswa SMA Garuda, dan melenggang pergi tanpa mempedulikan kehadiran Celine.

"Oke Celine, lo harus sabar. Lo pasti bisa." Ekspresi Celine seketika berubah serius.

"Aaaa.... Tapi gua nggak bisa. Kenapa sih, hari ini gua harus ditimpa sial bertubi-tubi? Udah Bang Vareel gak jemput, ditabrak sama cowok angkuh, terus ketinggalan angkot. Hidup gua merana banget yak," gerutu Celine sembari terus berjalan.

Dengan sangat terpaksa Celine harus berjalan kaki menuju ke rumahnya. Jarak yang terbilang cukup jauh harus dapat dilewatinya. Sebab, jika harus menunggu angkot, akan pulang jam berapa? Lagipula, ia sebatang kara di tempat ini.

Langkah demi langkah ditempuh Celine untuk kembali ke habitatnya. Namun, ditengah jalan ia melihat bangunan indah bertuliskan 'Real Cafe'. Awalnya, Celine ingin pergi ke dalam untuk sekedar minum teh atau kopi agar pikirannya sedikit tenang.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang