41. Special Day

1.3K 39 0
                                    

Happy Reading 🖤🖤

**

Pukul 16.00, pria itu baru saja memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Ia harus bisa memaksimalkan waktu, karena hari sudah semakin sore.

"Cher, lo udah siapin semuanya belum?" tanya Rasya pada Cherry yang kini tengah menyiapkan sesuatu di kamar Rasya.

"Udah, lo tenang aja. Sekarang, mending lo siap-siap aja deh. Ganti baju yang keren," titah Cherry, sambil menata sebuah bucket di kamar Rasya.

"Oke."

Rasya pun segera mandi dan ganti baju sesuai perintah dari Cherry. Setelah selesai mandi, rupanya Cherry sudah pindah ke tempat lain. Tak ada gerak gerik mencurigakan dari Cherry, hingga Rasya dapat ganti baju dengan tenang.

Kurang lebih lima menit, ia telah selesai ganti baju. Memang, Rasya tak terlalu memperdulikan penampilan dan fashion. Baginya, penampilan itu tidak penting, hanya sebuah nafsu belaka.

Bahkan Rasya hanya memakai pakaian sederhana kali ini. Balutan kaus putih polos lengan panjang dipadu dengan celana jeans hitam membuat tubuhnya nampak sempurna. Terlihat casual memang, namun tidak sedikitpun mengurangi ketampanan yang dimiliki oleh Rasya. Tak lupa juga, ia menyemprotkan parfum kesukaannya secara merata ke badan.

Setelah dirasa cukup, Rasya berjalan ke bawah untu pamit dan mengambil kunci mobil. Mungkin, Cherry sudah berangkat terlebih dahulu. Lagipula, Rasya harus menjemput Celine sore ini.

"Ma, Vero pergi dulu!!"

"Iya, Hati-hati."

Dan, mobil itu pun berjalan dengan kecepatan tinggi menuju jalanan kota yang macet.

**

Celine sudah siap dengan kemeja putih polos di badannya. Entah ada dorongan apa, ia ingin sekali memakai baju berwarna putih. Mungkin, dikiranya ini adalah acara biasa yang diadakan Rasya untuk mencegah kejenuhan.

Gadis ini pun tak terlalu merias diri seperti kebanyakan perempuan pada umumnya. Meski jalannya dengan Rasya kali ini termasuk date, Celine enggan untuk berpenampilan cantik. Toh, nanti juga paling ke Cafe.

Cukup lama Celine menunggu, hingga ia pun mendengar suara ketukan pintu berulang kali. Dengan cepat, ia berlari menuju ke ruang tamu untuk membuka pintu itu. Tak perlu repot untuk meminta izin lagi karena papa dan mama Celine sedang berada di luar saat ini. Ia pun bebas melakukan apapun dan kemanapun.

"Hai." Sapaan itu mengawali pertemuan keduanya untuk sore ini.

"Hai." balas Celine.

"Udah siap?" tanya Rasya, sedetik kemudian sudut bibirnya sedikit terangkat dan tersenyum singkat.

"Yukk!!"

Rasya berjalan menuju mobilnya dengan Celine yang mengekor di belakangnya. Dan, mobil itu pun kembali melaju dengan kecepatan sedang.

"Kok, baju kita bisa seragam sih?" tanya Celine, memcoba memecah kebosanan yang ada.

"Lo yang ngikutin gua," jawab Rasya sinis, wajahnya bahkan terlihat datar.

Celine melotot tajam, lalu ia menoleh ke arah Rasya. "GR banget sih, kurang kerjaan banget gua ngikutin lo."

"Terserah."

Apa? Terserah? Harusnya Celine yang harus mengatakan itu. Mengapa kini terbalik? Ah, Rasya memang selalu begitu.

"Terserah juga." balas Celine tak mau kalah.

Namun, detik demi detik selanjutnya suasana kembali hening. Rasya tak berniat untuk membalas cibiran Celine, dan Celine pun sama, tak ingin memulai pembicaraan dengan Rasya.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang