21. Masa Lalu yang Kembali

1.9K 47 0
                                    

Happy Reading 🖤🖤

**

Pukul 18.00
Rasya baru saja menginjakkan kaki di rumahnya. Kemacetan yang semakin panjang membuatnya telat pulang. Untungnya, sang bunda mengerti keadaannya saat ini.

Dengan cepat ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan sisa sisa darah dan keringat yang masih menempel.

Setelah selesai mandi, ia kini membalut tubuhnya dengan kaos putih berlengan pendek dan celana jeans dengan panjang selutut. Rambutnya ia biarkan basah dan acak acakan. Meskipun begitu, ia masih terlihat tampan.

Mungkin, siapapun yang melihatnya saat ini akan kagum akan ketampanannya. Pesona dan daya tarik dari pria ini mampu membuat kaum hawa akan luluh hati dan pikirannya.

Tok.... Tok.... Tok....

Terdengar suara ketukan pintu berulang kali. Namun tak ada yang membukakan pintu hingga membuat Rasya berdecak kesal.

"Bun, ada tamu" Teriak Rasya dari lantai atas rumahnya.

Tak ada sahutan dari bundanya. Dan seketika Rasya ingat sesuatu bahwa Bunda Ana sedang pergi ke Supermarket saat ini. Sontak hal ini membuat Rasya harus turun ke bawah untuk membukakan pintu.

Ceklek...

"Iya, siapa?" Tanya Rasya saat dirinya sudah berada di ambang pintu.

"VERO?? Ahhhh..... Aku kangen banget sama kamu" Ucap gadis itu histeris dan langsung memeluk Rasya.

Rasya membelalak kaget. Matanya membulat. Ia tak menyangka sebongkah luka di masa lalunya kembali. Saat lukanya sudah mulai sembuh, dia datang lagi dan menghancurkan semuanya. Gadis itu kembali.

Rasya yang merasa tidak nyaman langsung mengendurkan pelukan itu "Lo? Kok ada disini? Ngapain?" Tanya Rasya dingin.

"Aku kesini buat kamu Vero. Aku sayang sama kamu. Aku nggak bisa pisah sama kamu" Ujar gadis itu.

"Kamu masih marah ya sama aku?" Imbuhnya.

"Kamu udah tahu jawabannya" Ketus Rasya.

"Iya, Oke. Aku minta maaf. Aku cuma pengen kita kek dulu lagi Ro" Ucap gadis itu dengan suara parau. Terlihat jelas dari nada bicaranya jika dia menyesali apa yang telah ia lakukan sebelumnya.

"Masa lalu itu nggak bisa diubah Cher. Peristiwa terdahulu nggak bisa disamakan dengan peristiwa sekarang. Sama seperti perasaan"

"Aku balik buat kamu Ro. Apa kamu nggak bisa ngehargain aku...?"

Belum genap gadis itu berbicara, Rasya dengan cepat menutup pintu rumahnya. Ia tidak ingin bertemu dengan luka yang sempat menghancurkan hidupnya. Ditambah lagi gadis itu datang dengan sejuta harapan yang pasti akan memberikan luka di kemudian hari.

"VERO... PLISS BUKA PINTUNYA. AKU SAYANG SAMA KAMU. AKU NGGAK AKAN PERGI DARI SINI SEBELUM KAMU MAU BALIKAN SAMA AKU!!" Teriak gadis itu yang membuat Rasya jengah.

Apa? Balikan? Bahkan kata kata putus pun tak sempat terucapkan untuk keduanya. Dia pergi begitu saja meninggalkan sesuatu yang semu, dan tanpa kepastian.

**

"Ma, Celine gapapa kok. Mama jangan nangis lagi ya?" Ucap Celine dengan nada suara seolah baik baik saja. Padahal, ia sedang menahan air mata di pelupuknya agar tidak terjatuh.

"Iya sayang. Maafin mama nggak bisa jagain kamu" Ujar Melina dengan nada menyesal. Air matanya sudah lolos membasahi pipi putihnya.

Kini, Celine berada di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Medika. Ia masih harus dirawat di Rumah Sakit untuk penanganan lanjutan. Dokter masih belum memperbolehkannya pulang karena kondisi fisiknya yang belum fit 100%.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang