56. Peristiwa Mencari Kayu Bakar dan Air

1K 25 6
                                    

Happy Reading 🖤🖤

**

Rute yang dipilihkan Farel untuk Rasya dan Celine terbilang cukup terjal. Mereka melewati akar-akar pohon yang besar dan kadang menjumpai semak yang menutupi jalan.

"Sya, itu ada kayu bakar. Yuk kesana!"

"Bentar dulu!" sergah Rasya tiba-tiba. Celine mengerutkan kedua alisnya penasaran dan menunggu Rasya mensejajarkan langkahnya.

Detik berikutnya, Rasya menarik tangan Celine agar menggenggam jari-jemarinya. Ia membekapnya lembut, dan menyisakan rasa keamanan serta kelembutan yang membuat Celine meleleh seketika.

"Kalau mau jalan harus bareng, sejajar, dan kalau ada rintangan kita harus lewatin sama-sama."

Celine hanya mengangguk sembari tersenyum, pipinya mengeluarkan semburat merah yang membuat Rasya gemas lalu mencubit nya.

"Ih, sakit tau!" oceh Celine sambil mengelus pipinya.

"Makanya, jangan gemesin jadi cewek!" ucap Rasya lalu tersenyum. "Udah ah, ayo!!"

Celine dan Rasya pergi ke arah sebuah tempat yang menyuguhkan beberapa potong kayu bakar. Cukuplah untuk digunakan nanti malam.

"Cel, biar aku aja yang bawa," teriak Rasya kala melihat Celine sedikit kesulitan membawa tumpukan kayu bakar.

"Gapapa, aku bisa kok."

"Jangan ngeyel, aku nggak mau kamu kenapa-napa." omel Rasya sambil membenarkan letak kayu bakar yang dibawanya.

"Aku gapapa Sya, udah biasa kali bawa beginian."

Tiba-tiba, Celine terjatuh dan tumpukan kayu bakar itu kececeran.

"Tuh kan, dibilangin juga apa. Biar aku aja yang bawa." Rasya menyusun kembali tumpukan kayu bakar itu lalu melihat Celine yang sengaja menutupi lututnya.

"Kenapa lutut kamu?" tanya Rasya.

"Gapapa kok, ayo ke tenda!"

"Gapapa gimana barusan kan kamu habis jatuh."

"Cuma luka dikit doang kok, udah ayo!" Celine bergegas berdiri, menahan rasa sakit yang menjalar di lututnya yang terus mengeluarkan darah segar.

"Lutut kamu berdarah," kata Rasya terlihat panik.

Celine tak mempedulikan kepanikan Rasya. Ia tentu saja tak ingin merepotkan orang lain. "Aku bantu bawa kayunya ya?!" alibinya.

"Udah biar aku aja. Mending kamu pakai ini buat bantu jalan." Rasya memberikan sebuah kayu dengan dua ranting yang bisa dibuat untuk tongkat berjalan.

Celine menerima benda itu. Lalu, mereka pergi ke tenda secara perlahan dan hati-hati.

**

Tak ada obrolan yang menemani sepi perjalanan Vareel dan Jessy. Mereka sama-sama sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga, tibalah mereka pada sebuah danau yang menyuguhkan pemandangan indah serta air yang jernih.

Jessy merasa senang, karena inilah salah satu kebahagiannya. Lalu berlarilah gadis ini menuju tepian danau. Bermain dengan air dan melukiskan sebuah tawa yang asli.

Vareel terkejut. Gadis ini pendiam, misterius, dan....... cantik. Ada sedikit rasa penasaran di hati Vareel saat itu mengenai gadis yang ada di depannya saat itu.

Pria ini tersadar. Lalu, kembali menoleh ke depan mendapati baju gadis itu yang sebagian sudah basah kuyup.

"Hey!!" sapanya. "Baju kamu basah, nggak dingin?"

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang