35. Pulang Bareng

1.4K 49 0
                                    

Happy Reading 🖤🖤

**

"Cel, lo yakin gapapa?"

Celine menghentikan langkahnya dan menoleh pada Zahra dan Jessy bergantian yang sedari tadi mengkhawatirkannya. Gadis ini merasa jengah dengan lontaran pertanyaan itu yang ditujukan padanya secara bertubi-tubi.

"Gua gapapa kok Ra, Jes. Kalian nggak perlu khawatir." Celine kembali melangkahkan kakinya untuk pulang.

"Yaudah, gua anter lo pulang!!" titah Zahra dengan nada serius.

"Lo gila? Nyokap lo ada di rumah sakit Ra, lo mestinya tengokin beliau. Please. Gausah kasianin gua kek gini, gua gapapa," sergah Celine yang merasa jengah dengan kedua sahabatnya.

"Oke-oke. Yaudah, kalo gitu kita pulang duluan ya Cel. Jaga diri lo baik-baik. See you tomorrow!!" Kali ini Jessy angkat bicara dan mencoba melerai perdebatan kecil antara sahabatnya ini. Lalu, tangannya kembali menggandeng Zahra agar menjauh dari hadapan Celine. Gadis ini tak mau semakin lama mereka semakin salah paham.

Celine menghela nafas gusar. Kedua sahabatnya perlahan hilang dari pandangan. Dan kini, ia sendiri di tempat ini. Ia pun tak terlalu memikirkan hal ini, dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Sampailah Celine di gerbang sekolah. Kondisinya sepi, karena para siswa sudah pulang sedari tadi. Ia memang sengaja pulang sedikit lebih lama, agar tidak saling berdesakan desakan dengan temannya.

Saat akan menyeret kakinya menuju ke luar, tiba-tiba rasa pusing menjalar di kepala Celine. Entah mengapa rasa itu kembali hadir, walau telah ia buang jauh-jauh. Sekuat mungkin ia harus menahan tubuhnya. Sebisa mungkin ia harus bertahan untuk keluarganya.

Lama kelamaan, tubuh Celine semakin lemas. Pandangannya sedikit buram. Dan ia hampir saja terjatuh saat itu juga. Untungnya ada seorang pria di belakangnya yang mampu menopang tubuh Celine agar tidak terjatuh.

Celine tersadar. Kemudian, pria itu menggandeng tangan Celine menuju ke parkiran. Cekalannya sangat kuat, hingga Celine tak bisa menahannya.

"Rasya, Gua mau dibawa kemana?" ronta Celine, sambil mencoba melepas tangannya dari cekalan Rasya.

Rasya hanya diam, sedikitpun tak menggubris pertanyaan dari Celine. Ia bahkan tak menoleh ke belakang untuk sekedar memastikan.

Celine pun merasa jengah. Sedetik berikutnya, ia menghentikan langkahnya dan mau tak mau Rasya juga harus berhenti.

"Gua mau dibawa kemana?" Celine melotot tajam ke arah Rasya. "Atau jangan-jangan, lo mau culik gua ya?"

Rasya menghembuskan nafas berat. "Gua anterin lo pulang!!" jawabnya datar, masih tak berekspresi. Lalu kembali melangkah tanpa mempedulikan keadaan Celine.

Sampai di depan mobilnya, Rasya membuka salah satu pintunya dan menyuruh Celine untuk masuk ke dalam.

"Masuk." Wajahnya masih datar, tak berubah.

Celine memandang Rasya acuh. Kenapa Rasya suka berubah gini sih? Kemarin aja dia romantis, sekarang? Eh dingin lagi.

Gadis itu pun memposisikan tubuhnya untuk masuk ke dalam mobil Rasya. Dan setelahnya, Rasya menutup pintu mobil itu pelan. Kemudian, pria itu berputar arah untuk memasuki kursi kemudi mobilnya.

Perjalanan pulang terasa membosankan bagi Celine. Keheningan tak kunjung terpecahkan juga. Padahal, belakangan ini Rasya selalu royal padanya.

"Sya?" Celine menatap Rasya yang sedang fokus menyetir.

Rasya hanya berdehem pelan sebagai jawaban.

"Lo kenapa sih? Kemaren aja royal sama gua. Eh, sekarang malah gini lagi," tanya Celine yang mencoba memecah keheningan di mobil itu.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang