24. Baikan

1.7K 43 2
                                    

Happy Reading 🖤🖤

**

Deg

Rasanya, saat ini hati Celine sedang diterjang ombak  besar yang berasal dari Samudra Hindia, sungguh merupakan sebuah mukjizat mendengar penuturan dari Rasya barusan. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu?

Akhirnya, Celine berusaha tertawa untuk menghindari kecanggungan.

"Wkwkwk, ngomong apa sih lo??!" Ujar Celine berusaha ketawa meski dibuat-buat.

"Nggak tau, lagi kesambet," Sahut Rasya enteng.

"Jadi lo nggak serius ngomong gitu?" Ucap Celine dengan sedikit amarah. Ia tak tahu mengapa harus marah jika pria di depannya ini tidak serius dengan ucapannya.

"Kenapa lo marah?" Tanya Rasya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Gu... Gua... bercanda, wkwk," Tukas Celine, Lagi-lagi dengan tawa yang dibuat-buat.

Rasya hanya tertawa singkat melihat hal ini. Kemudian ia melirik jam tangan hitam yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 18.00. Ia sudah berjanji untuk pulang usai magrib pada bundanya.

"Gua pamit dulu," Ujar Rasya datar. Ia melihat raut wajah Celine selama beberapa detik. Dan ia bisa menyimpulkan bahwa gadis di depannya ini cantik.

"Hati-hati," Ucap Celine sembari tersenyum.

Dan Rasya hanya membalas dengan senyuman singkat.

Saat Rasya berada di ambang pintu,

"Rasya tunggu," Cegah Celine.

Rasya pun menengok ke belakang.

"Makasih ya," Ujar Celine dengan senyum tulus.

Rasya lagi-lagi hanya tersenyum singkat. Ia kembali menyeret kakinya meninggalkan ruangan itu.

Saat berada di lobi Rumah Sakit, mendadak ponselnya bergetar. Rasya pun mengambil benda pipih itu dari sakunya, disana terdapat papa sebagai username.

"Iya ada apa?" Tanya Rasya to the point. Ia tidak ingin basa-basi dengan pria yang menelfonnya ini.

"Dimana kamu? Kenapa kamu nggak menemani Cherry jalan-jalan?" Cetus Handoko-papa Rasya disebrang sana.

"Harus banget?"

"Dia itu calon tunangan kamu Vero. Kamu harus bisa menerima dia,"

"Kalo gua nggak mau?"

"Papa akan menyakiti bunda kamu,"

"Jangan macam-macam anda,"

"Permintaan papa nggak berat-berat amat untuk kamu. Tolong kamu perlakukan Cherry sebagaimana dia adalah calon tunangan kamu,"

"Ya,"

"Besok, sepulang sekolah kamu temani dia ke Mall, Kalau sampai papa mendapat laporan kamu menolak dia lagi, papa nggak akan segan-segan untuk berbuat nekat,"

"Iya,"

Telfon terputus,

Sial!!
Mengapa nenek sihir itu harus kembali mengusik hidupnya? Merepotkan.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang