10. Rumah Celine

2.3K 58 3
                                    

Happy Reading.....

**

"Sya, kantin yuk, laper nih!!" ajak Dion pada Rasya.

"Nggak," balas Rasya singkat, Lalu memainkan ponselnya lagi.

"Ih, lo kok gitu sih sama temen sendiri. Ayolah sya, perut gua udah nggak bisa di kompromi lagi nih," rayu Dion sambil menyatukan telapak tangannya 🙏 sekaligus menampilkan pup eyes-nya.

Melihat itu, Rasya dengan sangat malas mulai beranjak dari kediamannya lalu berjalan ke depan.

Namun, ada yang mengganjal di benaknya. Tidak ada suara langkah kaki dibelakangnya. Rasya pun menoleh ke belakang. Mendapati Dion yang masih duduk bengong seperti patung liberty.

"Ayo anjing, katanya ke kantin!!" raung Rasya dengan menaikkan suaranya beberapa oktaf.

"Ehh... Iya bentar. Nggak usah ngegas bisa kali," timpal Dion, lalu berdiri dari tempat duduknya mengikuti langkah kaki teman di depannya.

Di kantin....

"Ra, itu kan Rasya. Mending kita samperin aja, sekalian ngajakin dia  jenguk Celine," ajak Jessy pada Zahra yang berada di sampingnya.

"Ide yang bagus tuh, yukk!!" balas Zahra yang langsung menyetujui ide Jessy.

Mereka pun menghampiri meja tempat Dion dan Rasya berada.

"Hei semua!!" sapa Zahra dengan senyuman dan ucapan yang dimanis maniskan.

"Eh ada Zahra, mau nyamperin abang ya neng!!" ungkap Dion sambil mengedipkan sebelah matanya.

Zahra mendesah panjang. "Najis. Nggak usah bercanda gitu deh, jijik gua."

"Zaha? Kok jadi nyeleweng gini sih, kita kan kesini ada maksud dan tujuan," ujar Jessy menengahi perdebatan antara Dion dan Zahra.

Zahra menepuk jidatnya yang tak bersalah. "Oh iya sampe lupa, gara gara lo nih anjing." Tangannya menunjuk ke arah Dion.

"Ih, Neng Zahra sweet banget dah, sampe abang di kasih nama panggilan kesayangan," decak Dion sambil melemparkan senyum manis. Sangking manisnya, yang ngeliat sampai muntah.

"Ih, lo tuh ya–!!"

"Eh, udah udah. Kalian berdua tuh gak bisa diem emang ya!!" Jessy menghela nafas berat. "Jadi gini, nanti sore kita mau ngejengukin Celine, kalian ikut ya!! Lo juga harus ikut sya."

"Kita pasti ikut. Iya kan sya?" balas Dion sambil nyengir kuda pada Rasya.

Rasya hanya mengangkat sebelah alisnya bingung. Mengapa dirinya harus ikut menjenguk gadis crewet yang super duper suka ngomel itu? Siapa dia? Mengapa harus dijenguk? Kurang kerjaan aja.

"Ya, pokoknya lo harus ikut. Kita berempat ke rumah Celine. Tenang, cuma jenguk aja kok. Anak sekelas nggak ada yang bisa soalnya, pada sok sibuk gitu deh," terang Zahra panjang lebar, tangannya ia tekuk di atas meja untuk menopang dagunya.

"Oke kita ikut!!" jawab Dion spontan, tanpa ada mempedulikan Rasya.

Rasya pun mengerutkan alisnya, ia melotot tajam ke arah Dion. Tertanda jika pria ini tak setuju dengan keputusan ini.

"Oke makasih ya, kita pergi dulu, see you nanti!!" pamit Jessy, lalu pergi ke kelas bersama Zahra meninggalkan Rasya dan Dion.

"Stupid banget sih lo, dia siapa? Ngapain jenguk cewek nggak jelas kayak gitu?" murka Rasya, tak terima kala Dion memutuskan keputusan secara sepihak.

"Udahlah, itu urusan gua ntar, nolongin temen sekali-kali bisa kan?" celoteh Dion lalu merangkul pundak Rasya.

"Serah!!" balas Rasya kesal, lalu pergi meninggalkan Dion.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang