48. Rencana Liburan

1.1K 36 0
                                    

Happy Reading 🖤🖤

**

"Menurut kalian, enaknya liburan kemana?" tanya Celine sembari menguyah sepotong coklat yang dilapisi karamel.

"Di pegunungan aja. Nanti kita bawa tenda terus camping disana," usul Zahra dengan semangat 45.

Jessy menyahut, "Tapi terlalu berbahaya, Ra. Gimana kalau di pantai aja?"

"Bosen ah. Coba yang sedikit ada tantangannya gitu," ucap Zahra.

"Bener kata Jessy sih, Ra. Kalau di pegunungan itu terlalu bahaya bagi kita sebagai perempuan. Ya, kecuali, kalau kita bareng sama cowok juga. Itu mungkin akan lebih aman." Celine kembali mengubah potongan coklat yang ada di tangannya.

"Bilang aja kek mau liburan bareng sama Rasya," sindir Zahra, lalu mengambil sebuah cemilan dan memakannya.

Celine melotot tajam. "Eh, perasaan enggak deh. Lagian, aku juga nggak mau jadiin kalian obat nyamuk kalau kita pergi sama Rasya."

"Gapapa juga sih Cel kalau mau ajak Rasya, lebih ada yang ngejaga juga," kata Jessy.

"Eh, tunggu. Gimana kalau lo ajak Bang Vareel juga? Pasti bakalan seru tuh," balas Zahra.

"Dia sibuk," jawab Celine datar.

Jessy menautkan kedua alisnya. "Kamu sama Bang Vareel?"

"Cuma temen," potong Celine cepat. Kemudian, ia menertawakan Zahra yang tampak cemberut sekarang.

Celine dan Jessy terus saja tertawa tanpa mempedulikan Zahra. Zahra sendiri kini sedang asik menonton TV dan tak berniat mendengarkan ataupun melihat ocehan mereka.

Beberapa lama kemudian, tawa mereka mulai terhenti. Kembali mereka membahas topik yang dibicarakan tadi. Zahra tetap keukeh dengan pendiriannya untuk pergi ke pegunungan. Jessy tetap bertahan pada usulannya ke pantai. Sedangkan Celine, bingung harus pilih yang mana dari kedua tersebut.

Drtt... Drtt....

Ponsel Celine bergetar. Ada tulisan 'Rasya' pakai lockscreen-nya. Sesegera mungkin Celine membuka itu, lalu membalasnya.

Rasya : cel?

Celine : iyaa sya

Rasya : lg apa?

Celine : duduk aja, sambil bahas rencana liburan.

Rasya : kmn?

Celine : gatau nih, masih mbulet.

Rasya : oh.

"Rasya cuek banget ya jadi orang. Nggak langsung, nggak di chat, sama aja."

Suara itu membuat Celine segera membalikkan ponselnya ke bawah. Ia memutar bola matanya jengah.

Sejak kapan Jessy dan Zahra berdiri di belakangnya? Ah tidak... Pasti dia membaca semua chat Celine dengan Rasya. Kenapa juga Celine tak mendengar suara apapun dari mereka, langkah kaki atau tawa usil mereka misalnya. Mungkin, Celine terlalu asik dengan ponselnya hingga tak mempedulikan dunia sekitar yang tengah mengamatinya.

"Cie keciduk cie...." goda Zahra, lalu segera pergi menjauh dari Celine.

"Ih, awas ya lo!" Celine melempar bantal ke arah Zahra dengan kesal. Namun anehnya, lemparannya itu selalu tidak tepat sasaran.

"Gak kena wlee." Zahra terus saja menghindar sampai persediaan bantal di kamar Celine habis seketika.

"Au ah, gua mau tidur," ucap Celine, lalu menyelimuti tubuhnya dengan selimut.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang