22. Kenyataan atau Kepalsuan?

1.8K 44 3
                                    

Happy Reading🖤🖤

**

"Celineeeeeeeee!!" Teriakan itu terdengar nyaring sepiring dengan langkah kedua sahabat ini.

"Duh, bisa nggak sih kalian nggak malu-maluin gua. Ini rumah sakit, bukan diskotik," decak Celine kesal.

"Hehe... Tapi lo kangen kan sama gua?" Zahra mengedipkan kedua matanya ke arah Celine. Sedangkan yang ditatap, hanya mendelik jijik.

Jessy berdehem. "Peraturan rumah sakit mengatakan jika ada seseorang yang berisik dan mengganggu pasien, maka dia otomatis akan diusir."

"Eh, emang bener?" Zahra melotot tajam, seperti tidak percaya dengan ucapan Zahra.

"Udah deh lupain aja. Btw, gimana keadaan lo, Cel?" tanya Jessy.

"Alhamdulillah, baik kok."

Jam dinding masih menunjukkan pukul 10 pagi WIB. Saat ini, Zahra dan Jessy sedang berada di rumah sakit tempat Celine di rawat.

Mereka menyempatkan datang karena suasana sekolah sedang tidak begitu penting, yaitu classmeeting. Jika saja acara ini tidak ada, pasti Zahra dan Jessy akan kesulitan menjenguk Celine di jam jam seperti ini.

"Alhamdulillah deh kalo kayak gitu." Jessy mengusap dada bersyukur.

"Oh ya Cel, kita punya kejutan buat lo," ucap Zahra dengan semangat.

What? Kejutan apa? Zahra nggak bicara apa-apa soal kejutan tadi, batin Jessy yang masing plonga-plongo dengan hal ini.

"Apa?" 

"Bentar ya!!"

Zahra pun pergi ke luar ruangan tersebut untuk mengambil sesuatu yang disebut kejutan untuk sahabatnya itu. Sekejab kemudian, Zahra kembali dengan membawa seseorang, Vino Ardhian.

"Taraaaaaaa...." senang Zahra saat membawa Vino ke ruangan itu. Vino pun melangkah masuk ke dalam dan menghampiri Celine.

Disisi lain Jessy nampak terkejut. Darimana bisa datang si manusia penipu ini? Zahra bahkan tak bercerita padanya jika akan mengajak manusia bajingan satu ini.

"Jessy? Jes?" panggil Zahra bertubi-tubi.

"ehh... iya?" jawab Jessy sesaat setelah tersadar dari lamunan.

"Ikut gua ke toilet yukk, bentar doang kok," Zahra menarik pergelangan tangan Jessy dan membawanya keluar dari tempat itu. Otomatis, mau tidak mau Jessy harus pergi dari ruangan itu.

Kini, Vino berada di kursi samping ranjang Celine. Papa mamanya sedang pulang, dan Vareel sedang pergi ke luar untuk mencari makanan. Awalnya, Vareel nggak mau ninggalin Celine sendirian, tapi Celine ngotot ingin sendiri karena teman-temannya akan datang hari ini.

"Cel?" panggil Vino

"Iya kak?"

"Lo udah makan?" tanya Vino, lalu tangannya bergerak mengelus-elus pergelangan tangan Celine yang terbalut jarum infus.

"Udah tadi pagi," jawab Celine sembari tersenyum.

"Oh. Terus gimana keadaan lo sekarang?"

"Alhamdulilah udah mendingan kak."

"Lo cepet pulang ya, habis itu cepet sekolah. Soalnya ada yang nyariin," kata Vino pelan, dengan nada sedikit parau.

"Siapa?" tanya Celine penasaran.

Vino terkekeh pelan. "Ya, siapa lagi."

"Ihh ngeselin banget sih, resek ah." Celine tahu apa maksud Vino barusan. Sepeka itu dirinya pada kode-kode yang kadang sulit untuk dimengerti.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang