50. Senyum itu...

1.1K 33 3
                                    

Happy Reading 🖤🖤

**

Merundingkan sesuatu dengan banyak orang tentu bukanlah hal yang mudah. Kata mufakat pun harus dicapai dengan proses yang cukup lama. Seperti diskusi antara Celine dan teman-temannya ini.

Zahra yang keras kepala dan menolak untuk kalah, dihadapkan dengan Dion, yang tidak mau kalah juga.

"Pokoknya gua nggak setuju ke Mahameru. Lo nggak liat film 5 Cm? Nggak liat gimana medan disana?" Zahra menyemprot Dion dengan omelannya itu.

Dion menatap Zahra sinis. "Tapi disana pemandangannya bagus. Lo nggak liat gimana pemandangan Mahameru dari film 5 Cm?"

Keduanya terus berdebat dalam waktu yang cukup lama. Sedangkan Celine, Rasya, dan Jessy hanya bisa geleng-geleng kepala melihat peristiwa ini.

Namun, tak akan ada musyawarah tanpa mufakat. Jessy, ketua panitia acara, berhasil membuat mufakat yang kemudian membuat Dion dan Zahra diam.

"Udah-udah. Jangan ribut mulu dong. Kalau kalian berantem terus, kita nggak akan dapet mufakat dari diskusi ini."

"Dia duluan, Jes." Zahra menunjuk Dion yang tepat berada di depannya.

"Lo yang duluan," protes Dion tak terima.

"Lo."

"Lo."

"Eh, udah. Baru aja gua bilang jangan berantem, malah mulai lagi." Jessy melerai perdebatan Zahra dan Dion.

Akhirnya, keduanya diam. Semua menatap ke arah Jessy, menunggu ia mengucapkan kalimat selanjutnya.

"Kita ke kawah ijen."

Semua masih diam.

"Kita akan menikmati blue fire disana. Setuju gak?" Jessy menatap keempat temannya.

"Setuju." Semua menatap Jessy dengan ekspresi memuji.

"Oke, nanti gua aja yang atur waktu. Sekarang, kita bagi kelengkapan yang akan dibawa," sambung Jessy.

"Jadi gini. Celine, lo bawa P3K karena lo anak PMR. Zahra, lo bawa bahan makanan. Dion, lo bawa kompor dan korek api. Rasya, lo bawa tikar. Dan Kak Vareel yang bawa tendanya. Oh satu lagi, semua wajib bawa senter sendiri-sendiri. Setuju?"

Semua hanya mengangguk mengiyakan.

Tiba-tiba, Zahra berdiri dan menggebrak meja. "Oke. Kalau gitu sekarang waktunya kita ke mall." Lalu, loncat-loncat seperti anak kecil yang kegirangan mendapat permen.

Rasya menatap Celine penuh tanya. Namun, Celine hanya menggeleng kepala untuk menjawabnya.

"Kok diem sih? Ayo dong." Zahra menarik tangan Jessy yang masih kebingungan.

"Oke-oke," jawab Celine.

Mereka pun segera beranjak dari zona nyaman. Bergerak keluar menuju parkiran. Celine dan Rasya berjalan di depan, diikuti oleh Zahra, Jessy dan Dion.

"Ra, lo nggak bawa mobil?" tanya Celine, menoleh ke belakang.

"Mobil gua di service," jawab Zahra.

"Pakai mobil gua aja," ucap Rasya saat melihat teman-temannya mulai kebingungan.

**

"Kamu suka yang warna apa? Hitam atau abu-abu?" Celine menunjukkan dua buah sarung tangan pada Rasya.

"Hitam," jawab Rasya.

Celine memperhatikan sarung tangan itu sebentar. "Hm, yaudah deh beli dua yang warna ini."

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang