32. Terlambat

1.3K 52 0
                                    

Vote

Vote

Vote

Vote

Vote

Vote

Vote

Vote jan lupa :v

Happy Reading 🖤🖤

**

Setelah berpamitan pada Cherry, Rasya bergegas melajukan mobilnya untuk pergi ke sekolah. Ia harus buru-buru pergi untuk mengejar waktu. Karena terlarut dalam cerita Cherry, Rasya tidak menyadari waktu yang sudah menunjukkan pukul 06.45. Tak terasa waktu berlalu cepat meninggalkan isak yang masih membekas dalam dada.

Rasya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, tak peduli berapa banyaknya angin dan panas yang menerjangnya kini. Ia hanya ingin sampai sekolah tepat waktu. Meskipun saat ini terdapat agenda classmate, para siswa SMA Garuda harus masuk tepat waktu seperti biasa. Dan peraturan itu harus dipatuhi oleh seluruh siswa di SMA Garuda.

Namun, keberuntungan tak memihak padanya. Ditengah jalanan kota, Rasya kini tengah terjebak macet berkepanjangan.

"Aarrghhh," Umpat Rasya kesal, sembari memukul-mukul kemudi dalam mobilnya.

Setelah beberapa menit, Ia akhirnya mempunyai jalan keluar. Rasya membelokkan mobilnya ke jalan yang tidak terlalu macet. Walaupun jaraknya terbilang cukup jauh dari jalan utama, jalan ini adalah satu-satunya yang dapat menyelamatkan Rasya.

Kurang lebih 15 menit waktu yang ditempuh Rasya dalam menerjang rintangan demi rintangan yang ada, Ia pun sampai di sekolah.

"Shiiiiittt!!! Telat 3 menit," Umpat Rasya dengan emosi yang sudah mencapai ubun-ubun.

Rasya pun terpaksa harus berjalan ke gerbang sekolah untuk meminta satpam membukakan pagar. Dengan segera, ia mengambil ransel, ponsel, dan kunci mobilnya untuk pergi ke dalam.

Namun, dugaannya salah. Rasya berpikir jika dia adalah satu-satunya siswa yang terlambat hari ini. Tapi nyatanya, ada seorang perempuan yang sedang mematung di depan gerbang sekolah sambil memegangi ruji pagar.

Rasya melangkah mendekat menuju gadis itu. Mengamati, memperhatikan lekuk tubuh dan penampilannya, sepertinya Rasya pernah melihatnya. Tidak salah lagi, itu adalah Celine Velycia.

"Cel?" Panggil Rasya perlahan, takut dugaannya salah sasaran.

Gadis itu pun menoleh dengan gesit. Tangannya masih setia mengenggam jeruji pagar itu, dan raut wajahnya terlihat cemas dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

"Rasya???"

Rasya pun mendekat ke arah Celine. Kakinya melangkah perlahan hingga menyamai posisi dari Celine. Kemudian, dengan sepenuh hati, ia lukiskan sebuah senyum indah yang tercetak di bibirnya.

"Lo? Telat?" Ucap mereka berdua secara bersamaan.

Sontak, mereka pun tertawa melihat adegan yang baru saja terjadi itu, bahkan kejadian itu terjadi tanpa adanya kesepakatan.

"Udah dari tadi?" Tanya Rasya setelah gelak tawa dari mereka mulai terhenti.

"Dari 3 menit yang lalu sih . Tapi nggak dibuka-bukain sama Pak Anto," Jawab Celine, lalu raut wajahnya sedikit berubah.

"Lo udah coba panggil belum?" Tanya Rasya mencoba menenangkan Celine.

"Belum sih,"

"Yeee, kalo nggak dipanggil juga nggak bakal dibukain Cel, lo mau nunggu sampai tahun depan?" Celoteh Rasya.

RACELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang