part 3

12.2K 641 11
                                        

semoga suka sama part yang ini yah ♥

-----------------------------------------------------------------

pov irina

seminggu sejak kejadian itu, aku belum pernah bertemu lagi dengan dimas, apakah dia tau bahwa kalo aku bertemu dengannya aku akan mencekiknya hidup hidup? grrrr sebenarnya aku masih kesal dengannya, tapi hari kedua aku di panggil ketua yayasan alias kakeknya bocah songong, sutomo bratajaya, aku kira beliau akan memecatku, tapi beliau meminta maaf atas kelakuan cucunya, kemudian dia meminta untuk tidak memperpanjang urusan ke polisi, dan mengganti rugi, ya walaupun tidak sampai setengah dari 27 juta itu tapi kan lumayan jadi aku tidak mesti meminta bantuan dari orang tuaku.

...saya hanya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan, karena saya penegak keadilan... tulisan di mobilku itu terngiang ngiang, hah, memangnya dia superhero? sebenernya aku agak bingung bagaimana dia bisa tau rumahku, mungkin dia keturunan superman yang tau ada pencopet yang mengambil dompet mbak mbak walaupun itu di ujung dunia, oke lebay. harusnya aku senang dia tidak ada, tidak ada yang mengganggu ketentraman kelas yang aku ajar, tidak ada yang membuat aku emosi sepanjang dia tidak ada, kok aku seperti miss puff dan dimas itu spongebob yah?

aku dengar dari guru yang mengajar pelajaran lain di kelas dimas dia biasanya tidak banyak bicara, selalu mengerjakan tugas, dan nilai nilai ulangan selalu bagus, tapi tidak di pelajaranku. aku bertanya kepada guru biologi dia kelas 1 dan 2, dimas memang agak susah mengikuti, tapi nilainya tidak sampai harus didongkrak supaya bagus. tapi saat aku yang mengajar nilainya paling jelek diantara teman-temannya, tidak pernah mengumpulkan tugas, dan sering bolos seperti sekarang. dih, mentang sekolah punya Kakeknya.

sudah hampir bel pulang sekolah, aku memberikan kuis kecil setelah aku selesai menjelaskan materi yang aku sampaikan hari ini untuk mengetahui sejauh mana muridku paham. di luar aku mendengar petir menyambar sangat keras dan di susul dengan hujan deras. sial banget sih, mana mobilnya kan masih di bengkel, aku harus naik angkot lagi, bukannya aku tidak mau naik angkot, tapi aku tidak nyaman saja, mepet mepet dengan penumpang lain, supir angkot yang ugal ugalan kadang terlalu ngebut kemudian merem mendadak bikin aku bisa bisa mental ke luar, lagu yang di setel memekakkan telinga, komplit banget, sebenernya ada angkutan lain yang lebih nyaman, tapi kakiku bisa patah sangkin lamanya menunggu. ketika bel di bunyikan para murid mengumpulkan kuis dan keluar kelas, sepertinya masih hujan karena mereka hanya menunggu di lorong kelas. aku membereskan peralatanku dan keluar kelas.

di kantor guru, guru guru senior sudah ada di sini dan memakan rujak bareng, aku ditawarkan, tapi menolak halus dengan alasan masih kenyang, jadi guru senior kayaknya Menyenangkan, tidak ada yang protes selesai mengajar padahal belum bel dan rujak party di sini, tipikal guru makan gaji buta, hih!

"lo belum pulang, rin?" kata vina, teman dari jaman SMA, ketika aku sampai di mejaku.

"belum nih vin, masih ujan"

"Yaelah nenek nenek ngerajut juga tau masih ujan, kan lo bawa mobil"

"oh, enggak, kan masih di bengkel, kok lo belum pulang? tio belum jemput?" aku menyebut nama pacarnya vina, memang kecil kota ini, adiknya tio ini ya bocah songong itu, sifat tio dan dimas beda banget, aku jadi curiga kalau dimas itu bukan keturunan keluarga bratajaya.

"dia ga jemput, sibuk katanya" aku membulatkan mulutku tanda mengerti.

"waktu itu, kenapa lo dipanggil pak sutomo?"

"dia minta maaf atas kelakuan cucu gilanya." vina cekikikan, sial.

"lo juga gila kali, ngapain lo bawa bawa stik golf di mobil lo?"

My Crazy StudentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang