02 : Mencoba

28.1K 2.2K 46
                                    

SELAMAT MEMBACA
FORTIDEN
02 : Mencoba

Aku menyukaimu, tapi aku ragu untuk melangkah lebih jauh lagi —:—:—:—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menyukaimu, tapi aku ragu untuk melangkah lebih jauh lagi
—:—:—:—

FOLLOW :
@kdk_pingetania
@kdk.pingetania
@aboutpinge
@arizona.vernanda
@aileen.adhitama

—:—:—:—

*Flashback On*

AILEEN terbangun dari tidurnya ketika mendengar jendelanya diketuk berkali-kali. Gadis itu bangkit dari tempat tidurnya dan melihat jam di layar ponselnya. "Jam sebelas malem, siapa yang ke sini malem-malem?" gumam gadis itu. Ia membuka tirai jendelanya dan gadis itu langsung dikejutkan dengan kedatangan seorang laki-laki di balik jendela. "Lo ngapain?"

"Cepetan buka," bisik Tean sambil mengetuk jendela kamar Aileen dengan keras.

Aileen pun buru-buru membuka jendelanya dan membiarkan Tean masuk ke dalam kamarnya. "Lo ngapain sih?" tanya Aileen kesal.

"Gue mau ngajak lo keluar," kata Tean.

Kening Aileen mengerut, "mau keluar dijam segini? Lo taukan papa gue nggak bakalan ngasi gue keluar jam segini."

"Nah maka dari itu gue dateng ke sini lewat jendela," kata Tean.

"Terus lo nyuruh gue keluar diem-diem gitu?" tanya Aileen.

Tean mengangguk, "kali ini aja," kata Tean.

"Emang mau kemana sih?" tanya Aileen.

"Udah ikut aja," kata Tean sambil menarik pergelangan tangan Aileen dan membawa gadis itu keluar dari kamarnya lewat jendela.

"Lo yakin mau lewat sini?" tanya Aileen sambil memegangi teralis balkonnya dan melihat ke bawah.

"Udah cepetan, buktinya gue selamat," kata Tean. Lelaki itu meloncati teralis tersebut. "Ayo," katanya sambil mengulurkan tangannya kepada Aileen.

Aileen menatap Tean, "lo yakin?" tanya gadis itu.

Tean mengangguk, "percaya sama gue."

Aileen pun mengulurkan tangannya dengan ragu. Hal itu membuat Tean menarik tangan Aileen dan membuat gadis itu melompati teralis. "Astaga Tean!" jerit Aileen.

Tean pun dengan sigap membekap mulut gadis itu, "eh, jangan teriak," bisik Tean.

Aileen menarik tangan Tean supaya tidak membekap mulutnya, "lo ap—"

"Sttt ..."

"Oke, oke," kata Aileen dengan suara yang ia kecilkan. Gadis itu melirik ke bawah, "Tean ini tinggi banget," kata Aileen.

FortidenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang